Liputan6.com, New York - Wall Street atau Bursa saham Amerika Serikat (AS) menguat setelah dua hari turun, dipicu rebound saham energi terkait kondisi harga minyak, di tengah kekhawatiran adanya gangguan pasokan menyusul serangan terhadap dua kapal tanker di Teluk Oman.
Sekretaris Negara AS Mike Pompeo mengatakan Amerika Serikat menilai bahwa Iran bertanggung jawab atas serangan, yang terjadi di dekat Iran dan Selat Hormuz, yang dilewati seperlima dari konsumsi minyak global.
Baca Juga
Melansir laman Reuters, Dow Jones Industrial Average naik 101,94 poin, atau 0,39 persen menjadi 26.106,77. Indeks S&P 500 naik 11,8 poin, atau 0,41 persen menjadi 2.891,64 dan Nasdaq Composite menambahkan 44,41 poin, atau 0,57 persen menjadi 7.837,13.
Advertisement
Harga minyak berjangka dunia menetap lebih tinggi 2 persen. Sementara indeks energi S&P 500 naik 1,3 persen, pada sebagian besar dari 11 sektor utama.
"Kami saat ini menghadapi kondisi yang dipicu sektor minyak karena di situlah berita penggerak pasar hari ini," kata Bucky Hellwig, Wakil Presiden Senior BB&T Wealth Management di Birmingham, Alabama.
Adanya serangan tanker ini mendorong saham energi di pasar, yang juga menambah kekhawatiran investor.
"Masih ada kekhawatiran atas risiko geopolitik,"Â tambah Quincy Krosby, Kepala Strategi Pasar Prudential Financial di Newark, New Jersey.
Â
Saham Naik dan Turun
Wall Street telah bergerak menguat pada Juni, di tengah harapan Federal Reserve akan bertindak untuk melawan ekonomi global yang melambat karena meningkatnya perang perdagangan dengan China.Â
Namun langkah kehati-hatian menjelang pertemuan Fed minggu depan dan KTT Kelompok 20 pada akhir bulan membatasi kenaikan pasar. Pasar telah mengantisipasi penurunan suku bunga di beberapa titik tahun ini.
Di pasar kali ini, Saham Walt Disney Co naik 4,4 persen dan memberikan dorongan terbesar pada indeks S&P 500. Ini setelah Morgan Stanley menaikkan perkiraan pertumbuhan pelanggan Disney Plus.
Sementara Saham Twitter Inc turun 3,1 persen setelah broker Moffett Nathanson mengatakan pihaknya memperkirakan biaya perusahaan media sosial meningkat dan pertumbuhan pendapatan melambat.
Adapun volume perdagangan kali ini mencapai 5,99 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 6,87 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Advertisement