Liputan6.com, Jakarta - Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan hasil putusannya pada hari ini. Pengumuman tersebut diwarnai oleh aksi yang dilakukan oleh sejumlah masa di sekitar gedung MK.
Peneliti Insitute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira menyebutkan kondisi politik di Indonesia saat ini terutama menjelang keluarnya putusan MK memberi dampak negatif pada iklim investasi.
"Faktor pengumuman MK (putusan MK) punya pengaruh dalam meningkatkan risiko stabilitas politik," kata dia saat dihubungi Merdeka.com, Kamis (27/6).
Advertisement
Baca Juga
Dia melanjutkan, adanya kerusuhan pada 22 Mei lalu membuat banyak investor ketakutan dan menarik dana investasinya dari pasar Indonesi.
"Hingga siang ini mencatat nett sells Rp 63,6 miliar di bursa saham," ujarnya.
Namun dia optimis kondisi seperti ini tidak akan berlangsung lama, jika kondisi kemanan dalam negeri kondusif usai pembacaan putusan MK.
"Tapi dampak politik dipastikan temporer jika kondisi keamanan berjalan kondusif," tutupnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
IHSG Menguat 14,20 Poin Jelang Sidang Putusan MK
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada perdagangan saham Kamis pekan ini.
Penguatan IHSG ini terjadi menjelang keputusan Mahkamah Konstitusi soal pemilihan presiden (Pilpres) 2019.
Berdasarkan data RTI, Kamis (27/6/2019), pada pra pembukaan perdagangan saham, IHSG menguat 14,20 poin atau 0,23 persen ke posisi 6.324,69. Pada pukul 09.00 waktu JATS, IHSG dibuka naik 18 poin ke posisi 6.328. Indeks saham LQ45 menguat 0,50 persen ke posisi 1.006. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.
Sebanyak 143 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 126 saham diam di tempat dan 38 saham melemah. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.333,94 dan terendah 6.323,55.
Total frekuensi perdagangan saham 22.570 kali dengan volume perdagangan 780,1 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 361,7 miliar. Investor asing jual saham Rp 37,60 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.178. Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham pertanian turun 2,71 persen.
Sektor saham aneka industri menguat 0,86 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Sementara itu, sektor saham infrastruktur mendaki 0,94 persen dan sektor saham keuangan naik 0,44 persen.
Saham-saham yang mencatatkan penguatan antara lain saham POLU mendaki 25 persen ke posisi Rp 540 per saham, saham HITS menguat 9,3 persen ke posisi Rp 705 per saham, dan saham ERAA naik 5,48 persen ke posisi Rp 2.020 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham SMAR turun 19,05 persen ke posisi Rp 4.250 per saham, saham BKDP merosot 6,25 persen ke posisi Rp 60 per saham, dan saham BMAS tergelincir 1,96 persen ke posisi Rp 300 per saham.
Bursa saham Asia kompak menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,80 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,55 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,73 persen.
Selain itu, indeks saham Shanghai menguat 1,1 persen, indeks saham Singapura menanjak 0,53 persen dan indeks saham Taiwan mendaki 0,88 persen.
Advertisement
Sidang MK Jadi Fokus Pelaku Pasar
Kepala Riset PT Samuel Internasional, Harry Su menuturkan, sentimen keputusan MK pada Kamis pekan ini pengaruhi laju IHSG. "Bila berjalan aman, tidak ada apa-apa,” ujar Harry saat dihubungi Liputan6.com.
Selain sentimen MK, Harry menuturkan, perang dagang juga menjadi fokus perhatian pelaku pasar.
Hal senada dikatakan Kepala Riset PT MNC Sekuritas Edwin Sebayang. Edwin menuturkan, aksi menunggu hasil pembicaraan mengenai perdagangan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping serta sidang MK mengenai pemilu 2019 menjadi sentimen penting yang dicermati pelaku pasar.
Hal ini terjadi di tengah perlembangan beragam dari pasar dengan wall street bervariasi, harga emas menurun 0,04 persen.
"Mengetahui beragamnya sentimen Kamis ini yang berpotensi flat cenderung melemah untuk IHSG, kami merekomendasikan trading saham di sektor infrastruktur, ritel, logam, industri dasar, konstruksi dan properti," ujar dia.
Perdagangan Kemarin
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak mampu bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan saham Rabu ini. Sebanyak 8 sektor mengalami tekanan.
Pada penutupan perdagangan saham, Rabu 26 Juni 2019, IHSG turun 9,95 poin atau 0,16 persen ke posisi 6.310,48. Pada sesi I perdagangan hari ini, IHSG sempat berada di zona hijau.
Indeks saham LQ45 juga melemah 0,28 persen ke posisi 1.001,13. Sebagian besar indeks saham acuan kompak memerah hanya satu yang mampu menghijau yaitu Pefindo25.
Sebanyak 225 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Selain itu 181 saham menguat dan 127 saham diam di tempat.
Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.334,17 dan terendah 6.303,34.
Total frekuensi perdagangan saham 513.543 kali dengan volume perdagangan 15,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,2 triliun.
Investor asing beli saham Rp 260 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.175.
Sebagian besar sektor saham tertekan. Hanya ada dua sektor yang mampu menghijau yaitu infrasturktur yang naik 0,35 persen dan perdagangan yang menguat 0,13 persen.
Sektor perkebunan anjlok 1,24 persen dan bukukan penurunan terbesar. Disusul kemudian sektor aneka industri yang melemah 1,05 persen dan sektor industri dasar yang turun 0,60 persen.
Saham-saham yang kompak menguat antara lain saham POLU mendaki 50 persen ke posisi Rp 432 per saham, saham MYWI mendaki 34,15 persen ke posisi Rp 110 per saham, dan saham BPTR naik 27,47 persen ke posisi Rp 116 per saham.
Sedangkan saham-saham yang melemah sehingga menekan IHSG antara lain saham OCAP turun 15,87 persen ke posisi Rp 1.750 per saham, saham KONI tergelincir 14,73 persen ke posisi Rp 382 per saham, dan saham ALKA susut 13,24 persen ke posisi Rp 380 per saham.
Advertisement