Sukses

Inflasi Juni 2019 Tembus 0,55 Persen, IHSG Menguat 18,31 Poin

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat selama sesi pertama perdagangan saham awal pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat selama sesi pertama perdagangan saham awal pekan ini. IHSG menguat di tengah rilis data ekonomi inflasi Juni 2019 sebesar 0,55 persen.

Pada sesi pertama perdagangan saham, Senin (1/7/2019), IHSG menguat 18,31 poin atau 0,29 persen ke posisi 6.376,94. Indeks saham LQ45 naik 0,49 persen ke posisi 1.018,93. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Sebanyak 203 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 174 saham melemah dan 138 saham dan 138 saham diam di tempat.

Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.395,62 dan terendah 6.370,78. Total frekuensi perdagangan saham 278.318 kali dengan volume perdagangan 11,1 miliar saham.

Nilai transaksi harian saham Rp 4,2 triliun. Investor asing beli saham Rp 290,42 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.105.

Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham aneka industri turun 0,86 persen, sektor saham barang konsumsi susut 0,60 persen dan sektor saham manufaktur melemah 0,14 persen.

Sementara itu, sektor saham industri dasar naik 1,32 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur menguat 1,31 persen dan sektor saham tambang mendaki 0,63 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham KJEN naik 49,50 persen ke posisi Rp 302 per saham, saham HOME melonjak 25 persen ke posisi Rp 100 per saham, dan saham POLU mendaki 21,48 persen ke posisi Rp 820 per saham.

Sementara itu, saham-saham yang melemah antara lain saham POOL turun 16,74 persen ke posisi Rp 1.915 per saham, saham TRIS tergelincir 15,2 persen ke posisi Rp 212 per saham, dan saham FIRE merosot 14,26 persen ke posisi Rp 4.090 per saham.

Bursa saham Asia sebagian besar menghijau. Indeks saham Jepang Nikkei naik 2,15 persen dan catatkan penguatan terbesar.

Disusul indeks saham Shanghai naik 1,86 persen, indeks saham Thailand mendaki 0,75 persen, indeks saham Singapura menguat 1,35 persen, dan indeks saham Taiwan naik 1,53 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 3 halaman

IHSG Menghijau di Awal Sesi Perdagangan

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menghijau pada perdagangan di awal Juli ini. Investor asing beli saham Rp 1,5 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.115.

Pada prapembukaan perdagangan saham, Senin, 1 Juli 2019, IHSG menguat 22,55 poin atau 0,35 persen ke posisi 6.381,18. Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG masih menguat dengan naik 30,88 poin atau 0,50 persen ke level 6.390,67.

Indeks saham LQ45 juga naik 0,70 persen ke posisi 1.020,47. Seluruh indeks saham acuan bergerak menguat di awal perdagangan ini.

Sebanyak 162 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. Selain itu 33 saham melemah dan 108 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 14.927 kali dengan volume perdagangan 192 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 305 miliar.

Investor asing beli saham Rp 1,5 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.115.

Seluruh sektor menguat dengan penguatan tertinggi dibukukan oleh sektor infrastrutkur yang naik 1,07 persen. Disusul penguatan di sektor industri dasar yang menguat 0,82 persen dan sektor kontruksi yang melonjak 0,52 persen.

Saham-saham yang catatkan penguatan sehingga mendorong IHSG antara lain saham KJEN naik 49,50 persen ke posisi Rp 302 per saham, saham PBSA menguat 13,85 persen ke posisi Rp 720 per saham, dan saham POLU menanjak 9,63 persen ke posisi Rp 725 per saham.

Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham SATU turun 9,63 persen ke posisi Rp 122 per saham, saham MKNT susut 9,58 persen ke posisi Rp 151 per saham, dan saham POOL merosot 6,52 persen ke posisi Rp 2.140 per saham.

 

3 dari 3 halaman

Inflasi Juni 2019

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juni 2019 sebesar 0,55 persen. Inflasi ini didorong oleh kenaikan harga sejumlah komoditas. 

Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, untuk inflasi tahun kalender yaitu Januari-Juni 2019 mencapai 2,05 persen, sedangkan inflasi tahun kalender sebesar  3,28 persen.

"Adanya kenaikan dari hasil pemantauan di 82 kota di bulan Juni 2019 terjadi inflasi 0,55 persen," ujar dia di Kantor BPS, Jakarta, Senin, 1 Juli 2019.

Dia mengungkapkan, dari 82 kota IHK yang dilakukan pemantauan, sebanyak 76 kota mengalami inflasi. Sedangkan 6 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi dialami di Manado sebesar 3,60 persen, sedangkan terendah yaitu Singaraja sebesar 0,02 persen.

Sementara untuk deflasi tertinggi dialami Tanjung Pandan sebesar -0,41 persen dan deflasi terendah di Jayapura -0,08 persen.

"Dengan perhatikan inflasi ini masih berada di bawah target pemerintah. ini termasuk kendali karena berbagai program yang dilakukan pemerintah," pungkasnya

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi Juni 2019 akan berada di kisaran 0,45 persen. Prediksi ini berdasarkan survei pemantauan harga (SPH) yang dilakukan BI.

"Jadi SPH di Minggu terakhir, inflasi di 0,45 persen itu month to month. 3,21 persen year on year," kata Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo, di Gedung BI, Jakarta, Jumat, 28 Juni 2019.

Menurut dia, hal tersebut menunjukkan, kinerja inflasi masih terjaga rendah. Selain itu, juga menunjukkan bahwa daya beli masyarakat yang terjaga. "Artinya tetap terjaga daya beli masyarakat, inflasinya juga cukup rendah," urai dia.

Â