Liputan6.com, Jakarta PT Aiqqon Triarta Mas yakni perusahaan teknologi finansial bersama Koperasi Karyawan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan perangkat nontunai bernama Aiqqon untuk menyukseskan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk Go Digital.
Founder Aiqqon Thomas Nugroho mengatakan, Aiqqon adalah adalah aplikasi digital electronic data capture (EDC) yang dapat menerima pembayaran melalui transaksi uang elektronik seperti LinkAja, Ovo, dan Gopay.
"Tak hanya itu, Aiqqon juga bisa menerima pembayaran dari Visa, Mastercard, kartu kredit tanpa harus menggunakan mesin EDC dan proses due-digilent yang menyulitkan," tuturnya di Jakarta, Senin (15/7/2019).
Advertisement
Â
Baca Juga
Thomas menjelaskan, aplikasi Aiqqon dibuat bagi para UMKM yang sulit mendapatkan mesin EDC, sehingga pelaku usaha dapat menerima pembayaran kartu kredit hanya dari satu aplikasi.
Pihaknya pun yakin kehadiran aplikasi pembayaran elektronik perusahaan dapat meningkatkan penetrasi digital terutama transaksi non-tunai (cashless) di dalam negeri.
"Indonesia ini penetrasi transaksinya non tunainya masih 10 persen dibanding negara besar, padahal kita tahu sendiri kita negara besar dari riset McKinsey, Indonesia pada 2030 jadi top four GDP terbesar di dunia jadi kita perlu meningkatkan transaksi nontunai kita," ujarnya.
"Jadi kita harapkan ini dapat menjadi titik awal implementasi awal dalam membantu ekonomi nasional melalui aktivasi sistem pembayaran melalui smartphone untuk UMKM dan Industri Kreatif Indonesia," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jangkau Konsumen, UMKM Harus Go Digital
Bank Indonesia (BI) saat ini memiliki 898 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) binaan yang dioerientasikan untuk ekspor. Selain itu, UMKM tersebut juga diarahkan untuk menuju digitalisasi dari segi pemasaran.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyebutkan, penting sekali untuk UMKM melakukan digitalisasi di era sekarang ini. Sebab hal tersebut dapat membantu memperluas pemasaran produk atau karya yang dihasilkan oleh UMKM.
"Kenapa masuk digital? karena bisa mendekatkan konsumen," kata dia saat ditemui dalam acara Pameran Kain dan Kerajinan Karya UMKM Bank Indonesia (BI) yakni Karya Kreatif Indonesia (KKI) di Jakarta Convention Centre. Jakarta, Jumat (12/7/2019).
Adapun saat ini, total UMKM binaan BI yang sudah go digital baru berjumlah 355 unit. Diharapkan semua UMKM nantinya sudah bisa melakukan digitalisasi. Dengan demikian penjualan produk akan menjadi lebih mudah karena dapat dilakukan hanya dengan ketikan jari tangan.
"355 UMKM yang sudah go digital, apa yang dimaksud go digital? banyak tahapannya cara untuk go digital, ada yang sudah memasarkan produknya melakui twiter, facebook, youtube. Jualan di dunia maya," ujarnya.
Selain di sosial media, penjualan juga dapat dilakukan di berbagai platform e-commerce. Semakin banyak cara dilakukan, maka akan semakin mudah konsumen menemukan barang atau produk yang dijual UMKM dan tidak lagi mengandalkan penjualan secara konvensional.
Tak hanya itu, go digital juga mencakup cara atau metode pembayaran. Perry menyebutkan saat ini metode pembayaran belanja online sudah kian beragam dan memudahkan konsumen dan pedagang dalam melakukan transaksi jual beli.
"Go digital juga bagiamana metode pembayarannya , bukan hanya kartu debit tapi juga sudah sekarang kita tambah kartu debet edc QRIS(QR Code Indonesia Standard) yang kita launchingMei," ujarnya.
Advertisement
Pembinaan UMKM oleh Bank Indonesia
Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, selain pembinaan UMKM, pihaknya juga melakukan business matching UMKM dengan memberikan akses pembiayaan melalui perbankan untuk mengembangkan bisnis mereka. Dalam 1 tahun terakhir, UMKM binaan BI juga berhasil mencatatkan nilai transaksi ekspor mencapai Rp 1,4 triliun.
"Kita punya 898 binaan UMKM dari 46 kantor-kantor di BI. Dari 898 itu sudah 173 dikasih pembiayaan dari perbankan. Terima kasih kawan-kawan perbankan baik himbara dan swasta," ujarnya.
Dia menceritakan, selain unggul di pasar domestik, para UMKM juga dikenalkan untuk pasar ekspor dan disalurkan melalui platform jual beli daring atau e-commerce.
"UMKM kita sudah go digital juga. Sudah kami sambungkan platform-platform e-commerce. Ada lebih 355 UMKM dan terakhir nilainya sudah lebih Rp 32 miliar yang disambungkan ke go digital. Jadi UMKM kita bisa go ekspor dan go digital. Perlu kita buat apresiasi kepada mereka," terangnya.
Adapun KKI 2019 ini berlangsung 3 hari lamanya dimulai dari hari ini dengan menampilkan produk-produk UMKM RI mulai dari kain, pakaian, tas, hingga berbagai kuliner seperti kopi buatan anak negeri.Â