Sukses

BEI: Perusahaan Kecil yang Melantai di Bursa Efek Bakal Naik Kelas

Perusahaan dengan aset skala kecil dapat melakukan proses pendaftaran pencatatan di Papan Akselerasi untuk bisa melantai di bursa efek.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna mengatakan, sebuah perusahaan berskala kecil-menengah yang tercatat sebagai emiten di Papan Akselerasi nantinya bisa promosi dan naik tingkat ke level yang lebih tinggi.

"Jika perusahaan masuk ke papan akselerasi, tidak selamanya dia di papan akselerasi. Bisa promosi. Once persyaratannya sudah memenuhi syarat masuk ke Papan Pengembangan atau Papan Utama, dia bisa promosi," ujar dia di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (31/7/2019).

Sebagai informasi, BEI telah menetapkan aturan mengenai Papan Akselerasi melalui Peraturan I-V yang dikeluarkan pada 22 Juli 2019. Rencananya, lahan ini sudah mulai bisa berlaku efektif bagi para stakeholder di pasar modal nasional pada Kuartal IV 2019.

Nyoman melanjutkan, perusahaan dengan aset skala kecil atau menengah yang berminat mencatatkan diri di BEI juga sudah dapat melakukan proses pendaftaran pencatatan di Papan Akselerasi.

"Proses pencatatan secara umum tidak berbeda dengan proses pencatatan di Papan Utama maupun Papan Pengembangan, yaitu dengan melakukan pendaftaran ke OJK untuk penawaran umum dan permohonan pencatatan ke Bursa," tuturnya.

Dia juga menceritakan, small medium enterprise yang sudah masuk sebagai perusahaan tercatat di bursa saham nantinya memiliki kesempatan untuk dapat lebih mengembangkan bisnisnya, serta berpotensi membuka relasi kerjasama dengan perusahaan besar asing.

Oleh karenanya, ia berharap, perusahaan kecil dan menengah dapat terfasilitasi serta mampu untuk tumbuh berkembang setelah mencatatkan sahamnya di BEI dan mendapatkan pendanaan di pasar modal.

"Kita mengajak perusahaan kecil menengah naik level. Ini peningkatan kualitas," pungkas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

BEI Harap Banyak Perusahaan Manfaatkan Dana dari Pasar Modal

Otoritas bursa mengaku akan berupaya untuk ikut andil meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kontribusinya, salah satu dari perusahaan tercatat (emiten) di pasar modal.

Direktur Pengembangan PT BEI, Hasan Fawzi menuturkan, bursa sebagai pendorong perekonomian nasional tetap fokus menjalankan program-program pemerintah. Misalnya saja, pasar modal signifikan berkontribusi untuk menaikkan defisit neraca dagang (current account deficit/CAD) yang hingga kini masih jadi tugas besar RI.

"Kita berharap makin banyak perusahaan-perusahaan yang manfaatkan sumber pendanaan di BEI sehingga mereka bisa mencukupkan modal untuk usaha ke depan disamping usaha untuk pengawasan publik," tuturnya kepada Liputan6.com, Minggu (30/6/2019). 

Hasan menuturkan, emiten turut membawa andil besar dalam perdagangan ekspor RI di mancanegara. Sebabnya, menurut dia, posisi ekspor RI sangat berpotensi dikerek lewat penambahan jumlah emiten di pasar modal.

"Bisa dilihat bahwa mayoritas sumber ekspor RI salah satunya dari perusahaan tercatat di BEI. Jadi memang kami harapkan ini dapat mendorong nilai tambah perdagangan ekspor mereka, sehingga bisa bantu kondisi posisi surplus perdagangan kita ataupun CAD," tegas dia.  

3 dari 3 halaman

Tantangan Pengembangan Pasar Modal

Sebelumnya, pengembangan pasar modal tak pernah berhenti digenjot PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2019, termasuk di dalamnya upaya untuk mengkerek jumlah pertumbuhan investor di pasar saham.

Direktur Pengembangan PT BEI, Hasan Fawzi menuturkan, otoritas bursa terus mendorong upaya peningkatan literasi pasar modal kepada investor di Indonesia. 

Program 'Yuk Nabung Saham' misalnya, diluncurkan pada 2015, Hasan mengungkapkan program tersebut terbilang signifikan untuk meningkatkan jumlah investor.

Dari Desember 2015-2016, jumlah single investor identification (SID) naik 105,97 persen dari 434.106 SID ke 894.116 SID. Sedangkan Desember 2017 hingga 26 Desember 2018, SID naik sebesar 44,06 persen dari 1,12 juta SID menjadi 1,61 juta SID. 

"Bahkan sampai dengan saat ini, secara total investor kita sudah sentuh 2 juta investor. Ada yang di saham, reksa dana, obligasi," tuturnya saat berbincang dengan Liputan6.com, Sabtu 29 Juni 2019.

Meski berhasil meningkatkan aktivitas yang cukup tajam dari sisi jumlah investor, Hasan tak membantah literasi pasar modal di masyarakat masih jadi pekerjaan rumah besar di Indonesia.

Itu disebabkan tingkat penghasilan penduduk yang beragam, perbedaan pendidikan, agama, hingga dari sisi demografi Indonesia yang terbilang sangat luas.

"Jadi memang tantangan utamanya dari sisi literasi calon-calon investor. Bagaimana caranya meningkatkan pertumbuhan investor dengan penyebaran pemahaman," ujar dia.

Untuk itu Hasan menekankan, pihak bursa pun dipaksa harus kreatif meningkatkan transaksi saham lewat investor. Ini salah satunya diwujudkan dengan menawarkan produk-produk investasi yang beragam dan unik.

"Tuntutan mereka untuk produk-produk yang diawarkan untuk investasi saham saja tidak cukup lagi. Kita optimalisasi lakukan obligasi, ETF, sehingga investor, mereka itu makin nyaman karena banyak instrumen investasi," terang dia.