Sukses

9 Sektor Saham Menguat, IHSG Dibuka di Zona Hijau

Pada pembukaan pukul 09.00 waktu JATS, IHSG masih naik 11,52 poin atau 0,18 persen ke posisi 6.264,49.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak menguat pada pembukaan perdagangan saham Kamis ini. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.238.

Pada pra pembukaan perdagangan, Kamis (22/8/2019), IHSG naik tipis 4,58 poin atau 0,07 persen ke level 6.257,55. Pada pembukaan pukul 09.00 waktu JATS, IHSG masih naik 11,52 poin atau 0,18 persen ke posisi 6.264,49.

Sementara itu, indeks saham LQ45 juga naik 0,04 persen ke posisi 971,99. Seluruh indeks acuan berada di zona hijau.

Pada awal pembukaan perdagangan sebanyak 115 saham menguat. Selain itu 30 saham melemah dan 98 saham diam di tempat.

Pada awal perdagangan hari ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.265,95 dan terendah 6.257,55.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 18.042 kali dengan volume perdagangan 1,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 327 miliar.

Investor asing jual saham Rp 22,97 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.238.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, hanya sektor infrastruktur yang berada di zona merah dengan turun 0,14 persen. Sementara sembilan sektor lainnya berada di zona hijau.

Sektor saham yang menguat dipimpin sektor perkebunan yang naik 0,74 persen. Kemudian disusul sektor industri dasar naik 0,40 persen dan sektor manufaktur dan sektor aneka industri yang sama-sama naik 0,34 persen.

Saham-saham yang menguat sehingga membawa IHSG ke zona hijau antara lain CANI menguat 29,53 persen ke level Rp 250 per saham, FMII naik 20,28 persen ke level Rp 510 per saham dan INPP menguat 16,25 persen ke angka Rp 930 per saham.

Saham-saham yang melemah antara lain saham KBLM turun 3,77 persen ke posisi Rp 306 per saham, saham ARMY melemah 3,64 persen ke posisi Rp 212 per saham dan saham WOMF turun 3,60 persen ke posisi Rp 268 per saham.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Ancaman Resesi AS, IHSG Bakal Terkonsolidasi

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan ditransaksikan melemah untuk perdagangan saham Kamis ini. 

Sejumlah sentimen global menghantui pergerakan IHSG pada hari ini. Sentimen tersebut antara lain persoalan ketidakpastian perang dagang Amerika Serikat (AS)-China, hingga ancaman resesi di AS.

Inversi yield obligasi AS menjadi penyebab menguatnya kembali isu resesi. Inversi merupakan keadaan di mana yield atau imbal hasil obligasi tenor pendek lebih tinggi daripada tenor panjang.

Dalam situasi normal, yield obligasi tenor pendek seharusnya lebih rendah. Adapun inversi menunjukkan bahwa risiko dalam jangka pendek lebih tinggi ketimbang jangka panjang. Oleh karena itu, inversi kerap kali dikaitkan dengan pertanda resesi.

"Tekanan masih dipengaruhi oleh sentimen global, terutama indikasi resesi di Amerika Serikat dan kelanjutan perang dagang," tutur Analis PT Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Gustama kepada Liputan6.com, Kamis (22/8/2019).

Hari ini, pihaknya memproyeksi IHSG akan diperdagangkan dalam support dan resistance di level 6.231-6.291.

Di sisi lain, Reliance Sekuritas memprediksi IHSG masih akan terkonsolidasi dengan peluang indeks akan ditransaksikan di kisaran 6.200-6.270.

Reliance menganjurkan untuk mengoleksi saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Sementara dari tim riset Binaartha Parama Sekuritas memilih saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT PP Tbk (PTPP), serta saham PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP). Â