Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan bergerak melemah pada perdagangan di awal pekan ini. Masalah perang dagang masih tetap menjadi pemberat gerak indeks acuan.
Analis PT Jasa Utama Capital Chris Apriliony menilai, indeks kemungkinan akan terkonsolidasi dengan diperdagangkan dalam rentang support dan resistance di level 6.000-6.200.
"Sentimen global perang dagang Amerika Serikat (AS)-China masih akan mempengaruhi pola IHSG pekan ini," tuturnya kepada Liputan6.com, Senin (26/8/2019).
Advertisement
Baca Juga
Hal senada diungkapkan oleh Analis PT Artha Sekuritas Dennies Christoper untuk perdagangan saham hari ini. Sejauh ini, menurutnya, masih belum ada sentimen kuat yang mampu mendorong penguatan indeks.
"Kami memperkirakan IHSG masih akan tertekan pada kisaran 6.221-6.273," paparnya.
Sementara itu, di tengah tren pelemahan, pihaknya menganjurkan investor agar mengoleksi saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
Sedangkan dari Jasa Utama Capital, pihaknya merekomendasikan saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), serta saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Saksikan video pilihan berikut ini:
Perdagangan Jumat Lalu
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Jumat lalu. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.213.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat (23/8/2019), IHSG menguat 16,35 poin atau 0,26 persen ke level 6.255,59. Indeks saham LQ45 juga menguat 0,3 persen ke posisi 975,25.
Sebanyak 204 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sementara 189 saham melemah dan 148 diam ditempat.
BACA JUGA
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 412.662 kali dengan volume perdagangan 14,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,5 triliun.
Investor asing jual saham Rp 81,03 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.213.
Dari 10 sektor pembentuk IHSG, tiga sektor melemah dan tujuh sektor menguat. Sektor infrastruktur melemah paling dalam yaitu 0,71 persen. Disusul perkebunan yang melemah 0,38 persen dan sektor perdagangan turun 0,09 persen.
Sedangkan sektor saham yang memimpin penguatan yaitu sektor industri dasar yang melonjak 2,92 persen. Kemudian disusul sektor manufaktur naik 0,85 persen dan sektor pertambangan naik 0,84 persen.
Advertisement