Sukses

KEIN: Pasar Saham Melempem Tak Cerminkan Fundamental Ekonomi Indonesia

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 2,19 persen sepanjang pekan lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budimanta mengatakan rontoknya pasar saham belakangan tak menggambarkan kondisi fundamental perekonomian Indonesia.

Seperti diketahui, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 2,19 persen sepanjang pekan lalu. Hingga sesi II pukul 13.37 WIB siang ini IHSG juga hampir terjun ke bawah level 6.000.

"Kalau bicara pasar saham selalu harus kita lihat arusnya arus global, tak selamanya menggambarkan fundamental kita. Itu mengapa ada yang namanya market sentimen. Misalnya saja saham-saham bluechip itu masih bagus kok," tuturnya di Gedung BEI, Senin (7/10/2019).

Arif melanjutkan, banyak sentimen global yang mempengaruhi kinerja IHSG di pasar saham. Sebabnya, dia optimistis bahwa anjloknya indeks saham di bursa akan diwarnai banyak faktor.

Selain itu, kata dia, lembaga atau perusahaan pemeringkat efek internasional bahkan menyebutkan Indonesia masih tergolong negara yang 'investment grade', yakni cukup dipercaya dalam hal pengelolaan ekonominya.

"Kalau dilihat sovereign rating oleh moodys atau S&P itu kan Indonesia menunjukan investment grade artinya ada trust terhadap pengelolaan ekonomi kita," tegasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

IHSG Anjlok, Ini Kata Sri Mulyani

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan beberapa hari ini. IHSG terus berada di zona merah bahkan sempat berada di bawah 6.000.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengomentari hal tersebut. Menurutnya pemerintah akan terus memperbaiki dan menjaga komitmen agar pasar Indonesia tetap menarik di mata investor.

"Pemerintah komitmen memperbaiki kebijakan menjaga ekonomi Indonesia menghadapi tekanan yang sekarang berasal dari global," kata dia saat ditemui di Hotel Pullman, Jakarta, pada Kamis 3 Oktober 2019.

Sementara itu, dari sisi internal juga saat ini tengah ada gejolak politik. Namun dia menegaskan pemerintah mampu meyakinkan investor bahwa Indonesia masih merupakan tempat yang pas untuk berinvestasi.

"Di regional sekarang ada political. Kita fokus harapkan sampai akhir tahun instrumen yang ada di fiskal bisa jalankan APBN sampe akhir tahun dengan baik," ujarnya.

Kemudian, lanjutnya, upaya-upaya untuk memperbaiki iklim investasi juga akan tetap diproses dan dilaksanakan. "Artinya stabilitas makro tetap terjaga, kondisi dan policy pemerintah tetap komit," tutupnya.