Sukses

Akhir Pekan, IHSG Dibuka Melemah ke 6.155,79

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pada perdagangan akhir pekan ini

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pada perdagangan akhir pekan ini. Rupiah berada di Rp 14.095 per dolar AS.

Pada prapembukaan, Jumat (22/11/2019), IHSG turun 1,5 poin atau 0,03 persen ke level 6.155,79. IHSG melanjutkan pelemahan pada pembukaan pukul 09.00 waktu JATS, IHSG masih melemah dengan turun 5,94 poin atau 0,10 persen ke 6.111,42.

Demikian pula, indeks saham LQ45 melemah 0,13 persen ke posisi 979,02. Sebagian besar indeks saham acuan juga bergerak melemah.

Pada awal pembukaan perdagangan, IHSG level tertinggi berada di 6.122,48 dan terendah di 6.110,48. Sebanyak 87 saham melemah dan 100 saham menguat. Sedangkan 129 saham diam di tempat.

Adapun total frekuensi di awal perdagangan saham 34.896 kali dengan volume perdagangan 299,8 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 184,4 miliar.

Investor asing jual saham Rp 12,80 miliar di pasar reguler dan posisi rupiah di angka 14.095 per dolar AS.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, tiga sektor di zona merah. Pelemahan dipimpin oleh sektor keuangan yang melemah 0,48 persen, diikuti sektor perdagangan turun 0,14 persen dan sektor industri dasar yang melemah 0,10 persen.

Sementara sektor saham yang menguat paling besar yaitu pertambangan naik 0,45 persen, sektor infrastruktur naik 0,43 persen dan sektor perkebunan menguat 0,34 persen.

Saham-saham yang melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah antara lain ENVY yang turun 24,43 persen persen ke Rp 665 per saham, MDIA turun 15,87 persen ke level Rp 53 per saham dan CAKK turun 13,70 persen ke Rp 63 per saham.

Sementara saham-saham yang menguat antara lain SQMI naik 13,97 persen ke Rp 310 per saham, CSIS naik 10,31 persen ke Rp 107 per saham, dan PALM naik 8,70 persen ke Rp 250 per saham.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

IHSG Diprediksi Terkonsolidasi Usai Suku Bunga Acuan BI Tetap

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi terkonsolidasi usai Bank Indonesia (BI) mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,00 persen.

Analis KGI Sekuritas Yuganur Wijanarko menjelaskan, indeks kini memasuki tren sideways dengan rentang support 6.080 dan resistance 6.150.

"Pelaku pasar harap memperhatikan level 6.080 sebagai cutloss point karena penembusan akan trigger kelanjutan koreksi ke 5.989-5.920," ujarnya Jumat (22/11/2019).

Untuk sentimen global, dukungan kongres Amerika Serikat (AS) pada demonstran di Hongkong membuat investor berspekulasi akan mempersulit prospek untuk kesepakatan perdagangan AS-China yang akan berlangsung pada bulan ini.

Presiden Donald Trump diperkirakan akan menandatangani undang-undang yang mendukung demonstran di Hongkong.

Seirama, Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi Taulat memperkirakan IHSG juga akan terkonsolidasi pada support resistance 6100-6180.

"Negatifnya prospek kesepakatan perdagangan AS-China akibat dukungan kongkres AS pada demonstran Hongkong menjadi katalis utama," jelasnya.

3 dari 3 halaman

Rekomendasi Saham

Adapun untuk hari ini Lanjar menganjurkan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), serta saham PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON).

Kemudian saham PT Medco Energi International Tbk (MEDC), PT Indika Energy Tbk (INDY), serta saham PT Astra International Tbk (ASII).