Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan awal pekan ini.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin(24/11/2019), IHSG ditutup melemah 29,48 poin atau 0,48 persen ke posisi 6.070,76. Sementara itu, indeks saham LQ45 juga turun 0,99 persen ke posisi 967,75.
Sebanyak 218 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sementara 163 saham menguat dan 166 saham diam di tempat.
Advertisement
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 537.110 kali dengan volume perdagangan 11,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,1 triliun.
Baca Juga
Investor asing jual saham mencapai Rp 617,04 miliar di total pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.075.
Dari 10 sektor pembentuk IHSG, enam sektor saham melemah. Pelemahan dipimpin sektor infrastruktur yang turun 1,81 persen, disusul sektor aneka industri yang melemah 1,48 persen, kemudian sektor konstruksi turun 0,97 persen.
Sementara empat sektor saham yang mengalami penguatan paling besar, antara lain sektor industri dasar yang naik 1,48 persen, sektor perkebunan menguat 0,75 persen dan sektor perdagangan naik 0,20 persen.
Saham-saham yang melemah yang mendorong IHSG ke zona merah antara lain RELI yang turun 25,15 persen ke Rp 122 per saham, SUPR melemah 25 persen ke Rp 2.250 per saham dan IBST turun 19,88 persen ke Rp 6.650 per saham
Saham-saham yang menguat diantaranya PSGO yang naik 69,52 persen ke Rp 178 per lembar saham, KEJU menguat 50 persen ke Rp 1.125 per lembar saham dan CITY menguat 34,21 persen ke Rp 153 per lembar saham.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sesuai Prediksi
Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee memproyeksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan melemah di awal pekan.
Negatifnya berita global dan regional menjadi katalis bagi indeks sehingga pihaknya menurunkan target IHSG ke level 6.220.
"Pekan ini pasar masih menanti kejelasan negosiasi perang dagang. Kami perkirakan kesepakatan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China fase pertama kemungkinan tidak akan terjadi tahun ini dan tertunda ke tahun depan," tuturnya Senin (25/11/2019).
"Hal ini yang berpeluang menekan laju indek pasar saham global dan regional dan menaikan keidak pastian," tambah dia.
Sementara itu, pada hari ini dia memperkirakan IHSG akan bergerak di level support 5.988-6.062 dan resistance di level 6.167-6.200.
Dari dalam negeri, pasar akan dipengaruhi oleh sentimen kisruh gagal bayar aset managemen, terpangkasnya modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) beberapa sekuritas, hingga penghentian pengumpulan dana sebuah emiten.
"Serta kejatuhan besar NAB per unit beberapa reksadana publik kami perkirakaan akan menekan kinerja indek sampai akhir tahun," paparnya.
Seirama, Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi memprediksi IHSG akan terjerembab ke zona merah di kisaran 6.062-6.170.
Advertisement