Liputan6.com, Jakarta - PT Hero Supermarket Tbk (HERO) membukukan penurunan penjualan sebesar 3,7 persen pada kuartal III 2019. Tercatat, penjualan perusahaan ritel tersebut turun dari 9,8 triliun di Kuartal III 2018 menjadi Rp 9,4 triliun di kuartal III 2019.
Direktur Utama Hero Supermarket Patrik Lindvall menjelaskan, penurunan penjualan tersebut terjadi karena perusahaan tengah melakukan optimasi toko untuk menunjang revitalisasi bisnis makanan.
Patrik melanjutkan, sebenarnya jika dilihat secara umum, bisnis Heromengalami kemajuan yang positif. Optimasi yang dilakukan yakni perbaikan toko untuk meningkatkan kualitas dan standar operasional sudah mulai terlihat.
Advertisement
Hero Group memiliki komitmen untuk menjadi perusahaan yang baik dan berjangka panjang, dengan melaksanakan kegiatan pencegahan pencemaran lingkungan, pengelolaan limbah, serta program pemanfaatan energi yang efektif.
"Hero Group tetap fokus pada transformasi strategis multi-tahun dan berkeyakinan, tindakan yang dilakukan saat ini akan mengarah pada pertumbuhan jangka panjang yang berkelanjutan," kata Patrik di Tangerang Selatan, Jumat (29/11/2019).
Selain itu, Patrik juga menambahkan bahwa perseroan terus berinvestasi dan mengembangkan kapabilitas di Indonesia, untuk menciptakan toko ritel yang kompetitif serta solid disetiap bisnis yang dijalankan dan mengrmbangkan bisnis dalan jangka panjang di Indonesia.
Dekati Pelanggan Jadi Cara Hero Bertahan dari Gempuran E-Commerce
Hero Supermarket memiliki cara sendiri untuk bertahan di tengah maraknya perdagangan secara elektronik atau e-commerce. Salah satunya melalui pembukaan gerai baru yang mudah dijangkau oleh pelanggan seperti di lokasi apartemen.
Direktur PT Hero Supermarket Tbk, Hadrianus Wahyu Trikusumo mengatakan, selain membangun gerai dekat pelanggan, perusahaan juga tengah berupaya untuk melakukan penjualan secara digital. Kini, pihaknya mulai melakukan penjajakan melalui media sosial.
"Kita kan gerai Hero untuk tipe pelanggan tertentu yang masih suka belanja, datang ke toko melihat dan memilih. Tapi terlepas dari itu kita mencoba juga lah untuk digital lah milenial," ujar Hadrianus, di Apartemen Casa Domaine, Jakarta, Kamis (19/9/2019).
BACA JUGA
Target pelanggan Hero merupakan masyarakat berpenghasilan menengah ke atas. Hal ini membuat perusahaan harus memilih lokasi yang tidak sembarangan. Perusahaan juga mengusung penjualan makanan sehat, yang membuatnya beda dengan yang lain.
"Jadi segmented nya berbeda, semuanya Hero Supermarket kan dibuka di daerah seperti ini apartemen, dekat dengan residensial, pembukaan toko Hero di dekitar itu pasti. Karena sasarannya menengah ke atas kalau Hero," jelasnya.
Ke depan, Hero masih akan membuka gerai-gerai baru di Indonesia. Saat ini perusahaan itu telah memiliki gerai sebanyak 33 toko di seluruh Indonesia. "Sekarang ada 33, di Jakarta 16. Seluruhnya tersebar di Jakarta, Bandung, Surab
Advertisement