Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkapar pada perdagangan Jumat pekan ini. Tak tanggung-tanggung, IHSG terjun bebas 82,99 poin.
Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (28/2/2020), IHSG ditutup anjlok 82,99 poin atau 1,5 persen ke posisi 5.452,70. Sementara itu, indeks saham LQ45 juga melemah 1,48 persen ke posisi 879,53.
Baca Juga
Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.456,27 dan terendah 5.288,37.
Advertisement
Sebanyak 330 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sementara 90 saham menguat dan 104 saham diam di tempat.
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 469.211 kali dengan volume perdagangan 7,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9 triliun.
Investor asing jual saham Rp 141 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.348.
Dari 10 sektor pembentuk IHSG, semua sektor terbakar. Adapun sektor yang melemah paling dalam yaitu sektor aneka industri yang melemah 5,85 persen. Kemudian diikuti sektor perkebunan turun 4,21 persen dan sektor barang manufaktur melemah 3,09 persen.
Sedangkan saham-saham yang melemah dan mendorong IHSG terperosok diantaranya REAL yang turun 33,33 persen ke Rp 63 per lembar saham, BBMD melemah 25 persen ke Rp 1.755 per lembar saham dan ZONA turun 24,07 persen ke Rp 368 per lembar saham.
Saham yang menguat antara lain YPAS naik 33,58 persen ke Rp 179 per saham, KPAL naik 30 persen ke Rp 143 per saham dan MTSM naik 29,41 persen ke Rp 220 per saham.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pelemahan IHSG Dampak dari Virus Corona
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat bahwa anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa hari terakhir lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal. Pelemahan tersebut seirama dengan bursa saham dunia.
Juru Bicara OJK Sekar Putih Djarot menjelaskan, pelemahan IHSG beberapa hari ini sejalan dengan tekanan yang terjadi di berbagai bursa saham dunia yang dilatarbelakangi oleh sentimen negatif penyebaran virus Corona yang semakin meluas ke berbagai negara, termasuk Amerika Serikat (AS).
"OJK akan memperhatikan secara ketat perkembangan dan dinamika pasar saham baik global, regional maupun domestik. OJK akan terus berkordinasi dengan Bursa Efek Indonesia untuk melakukan langkah-langkah yang dibutuhkan sesuai dengan kewenangan," kata dia dalam keteranganya Jumat (28/2/2020).
OJK bersama Pemerintah dan BI telah dan akan terus mensinergikan kebijakan untuk memberikan stimulus dan menjaga kepercayaan publik khususnya investor.
Advertisement