Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah analis saham menilai, merebaknya wabah virus Corona yang kian masif merupakan ancaman yang gawat terhadap pergerakan Indeks Harga Saham gabungan (IHSG). Namun di luar itu, adanya keputusan penambahan cuti bersama 2020 sebanyak 4 hari juga turut serta bikin bursa saham Indonesia layu.
Analis saham sekaligus Direktur PT TRFX Garuda, Berjangka Ibrahim, menganggap bahwa kebijakan tambahan cuti nasoinal berpotensi membuat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) drop.
"Iya, itu juga bisa berdampak terhadap transaksi di pasar saham kita," kata Ibrahim saat dihubungi Liputan6.com, Senin (9/3/2020).
Advertisement
Baca Juga
Namun, ia menambahkan, wabah virus Corona tetap memiliki dampak yang lebih luas terhadap seluruh kegiatan perekonomian, termasuk di pasar saham.
"Jelas, soalnya imbas Corona itu ke berbagai sektor. Mulai dari infrastruktur, manufaktur, itu lebih masif," dia menambahkan.
Senada, Associate Director of Research and Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengutarakan, keputusan tambahan cuti bersama 2020 telah memberikan cukup dampak terhadap pergerakan di pasar modal.
Akan tetapi, ia menilai dampak tersebut tidak terlalu besar lantaran situasi dan kondisi saat ini juga banyak mengganggu kegiatan pasar saham. Khususnya sejak virus Corona merebak pada awal Januari 2020.
"Sejauh ini ada impact, tapi mungkin tidak besar karena situasi dan kondisi saat ini juga cukup menekan pasar. Jadi imbasnya lebih besar Corona," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
IHSG Rontok
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan awal pekan ini. Pada perdagangan hari ini IHSG terus berada di zona merah bahkan makin anjlok.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin(9/3/2020), IHSG ditutup terperosok 361,73 poin atau 6,58 persen ke posisi 5.136,80. Sementara itu, indeks saham LQ45 melemah 8,26 persen ke posisi 813,75.
Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.364,60 dan terendah 5.133,15.
Sebanyak 382 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sementara 43 saham menguat dan 102 saham diam di tempat.
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 524.607 kali dengan volume perdagangan 7,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,1 triliun.Â
BACA JUGA
Investor asing beli saham Rp 431 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.393.
Dari 10 sektor pembentuk IHSG, semuanya berada di zona merah. Pelemahan dipimpin oleh sektor aneka industri yang melemah 9,42 persen. Disusul sektor keuangan yang turun perkebunan anjlok 7,92 persen dan sektor industri dasar yang turun 7,35 persen.
Saham-saham yang melemah sehingga mendorong IHSG terperosok diantaranya MMLP yang turun 34,55 persen ke Rp 108 per lembar saham, OCAP melemah 26,39 persen ke Rp 106 per lembar saham dan IPCC turun 24,78 persen ke Rp 346 per lembar saham.
Saham yang menguat antara lain ESTA naik 70 persen ke Rp 204 per saham, BESS naik 69,52 persen ke Rp 178 per saham dan LPLI naik 31,48 persen ke Rp 71 per saham.
Advertisement