Liputan6.com, Jakarta Pasar saham di Asia merosot di tengah kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) yang memangkas suku bungga hingga 0 persen.
Indeks Nikkei 225 di Jepang tergelincir 1,02 persen, sementara indeks Topix turun 1 persen. Kospi Korea Selatan juga negatif dan tergelincir 0,54 persen. Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang diperdagangkan 0,51 persen lebih rendah.
Melansir laman CNBC, Senin (16/3/2020), investor mengamati reaksi pasar terhadap tindakan terbaru The Fed. Suku bunga baru, yang digunakan sebagai patokan, untuk pinjaman jangka pendek bagi lembaga keuangan dan ke konsumen, saat ini ditargetkan sekitar 0 persen sampai 0,25 persen, turun dari kisaran target 1 persen hingga 1,25 persen.
Advertisement
Baca Juga
Mengikuti keputusan Fed, saham berjangka AS turun tajam. Pasar saham mencapai level limit down 5 persen lebih rendah. Sebuah langkah yang dilakukan bursa berjangka CME untuk mengurangi kepanikan di pasar. Tidak ada harga yang dapat diperdagangkan di bawah ambang batas itu.
Yen Jepang, sering dipandang sebagai mata uang safe-haven di saat ketidakpastian ekonomi, diperdagangkan pada 106,42 per dolar dari posisi terendah di sekitar 108 terlihat akhir pekan lalu.
Itu terjadi ketika para pejabat di seluruh dunia berlomba menerapkan langkah-langkah untuk memerangi dampak ekonomi dari wabah koronavirus global yang sedang berlangsung.
Sebagai bagiannya, The Fed mengatakan "wabah koronavirus telah merugikan masyarakat dan mengganggu kegiatan ekonomi di banyak negara, termasuk Amerika Serikat.
Di Australia, pasar saham juga turun tajam ketika Federal Reserve AS menurunkan suku bunga acuannya menjadi nol dan meluncurkan program pelonggaran kuantitatif besar-besaran, sebagai langkah darurat.
S&P/ASX 200 turun 4,67 persen pada perdagangan pagi, karena sektor-sektor menurun, dengan subindex keuangan sangat tertekan turun sekitar 5 persen, seiring saham bank-bank besar mengalami penurunan tajam.
The Fed Pangkas Suku Bunga hingga 0 Persen dan Luncurkan Program Pelonggaran
Federal Reserve atau Bank Sentral Amerika Serikat (AS) memangkas suku bunga hingga nol persen serta meluncurkan program pelonggaran kuantitatif besar-besaran senilai USD 700 miliar untuk melindungi ekonomi AS dari dampak Virus Corona.
Melansir laman CNBC, Senin (16/3/2020), wabah Virus Corona telah merugikan masyarakat dan mengganggu kegiatan ekonomi di banyak negara, termasuk Amerika Serikat.
Penetapan suku bunga baru, digunakan sebagai patokan untuk pinjaman jangka pendek bagi lembaga keuangan menentukan bunga ke konsumennya. Suku bunga saat ini ditargetkan mencapai 0 persen sampai 0,25 persen, lebih rendah dari kisaran target sebelumnya berkisar 1 persen sampai 1,25 persen.
Menghadapi pasar keuangan yang sangat terganggu, The Fed juga memangkas suku bunga pinjaman darurat diskon untuk bank sebesar 125 basis poin menjadi 0,25 persen dan memperpanjang jangka waktu pinjaman menjadi 90 hari.
Meskipun bergerak agresif, respons awal pasar negatif. Dow futures menunjuk ke penurunan sekitar 1.000 poin di Wall Street yang dibuka Senin pagi.
Jendela diskon "memainkan peran penting dalam mendukung likuiditas dan stabilitas sistem perbankan dan implementasi kebijakan moneter yang efektif ... [dan] mendukung kelancaran aliran kredit ke rumah tangga dan bisnis," mengutip catatan terpisah Fed.
Pemberian diskon adalah bagian dari fungsi The Fed sebagai "pemberi pinjaman terakhir" untuk industri perbankan. Lembaga dapat menggunakan ini untuk kebutuhan likuiditas, meskipun beberapa enggan melakukannya karena dapat menunjukkan mereka mengalami masalah keuangan dan dengan demikian mengirimkan pesan buruk.
Â
Â
Advertisement