Liputan6.com, Jakarta - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus melemah selama masa penyebaran virus corona atau Covid-19. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa 17 MAret 2020 juga sempat melakukan pembekuan sementara perdagangan (trading halt) akibat indeks memerah -5 persen.
Menyikapi situasi ini, sejumlah analis saham menyarankan pemerintah untuk mengeluarkan stimulus fiskal jilid berikutnya guna membangkitkan pasar modal Indonesia.
Baca Juga
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan, hampir seluruh bursa di kawasan Asia dan Eropa mengalami penurunan yang dalam sehingga memberikan efek domino ekonomi yang negatif bagi pergerakan IHSG.
Advertisement
Sementara itu, ia melanjutkan, para pelaku pasar menantikan gebrakan pemerintah dalam rangka mengeluarkan berbagai stimulus untuk mendorong perekonomian nasional, termasuk pada rupiah yang nilai tukarnya terus merosot.
"Musti ada stimulus pemerintah dalam menggerakkan perekonomian. Stimulus fiskal. Terus intervensi BI untuk menstabilkan nilai tukar rupiah," ujar Nafan kepada Liputan6.com, seperti ditulis Kamis (19/3/2020).
Stimulus Jilid III
Senada, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan, stimulus jilid ketiga bisa bantu bursa saham di Indonesia menguat. Namun, ia mempertanyakan langkah Bank Indonesia (BI) yang diramal akan memangkas suku bunga acuan pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Maret 2020, Rabu besok.
"Bank Indonesia kan katanya mau nurunin suku bunga lagi di RDG besok. Padahal yang ditunggu masyarakat dan pelaku saham tuh stimulus," ucap dia saat dihubungi Liputan6.com.
Ibrahim menilai, pemangkasan suku bunga acuan atau BI 7-day Reverse Repo Rate guna memitigasi dampak virus corona merupakan sebuah upaya yang sudah terlambat.
"Indonesia sekarang sedang berjuang, telat. Yang lain sudah mengantisipasi, sementara Indonesia baru berjuang," cibir dia.
Advertisement