Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, turun tajam pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta) karena data ekonomi yang suram dan pendapatan bank yang lemah memicu kekhawatiran atas dampak virus corona pada ekonomi AS.
Dikutip dari CNBC, Kamis (16/4/2020), Dow Jones Industrial Average turun 445,41 poin, atau 1,9 persen, menjadi 23.504,35. Kemudian, S&P 500 turun 2,2 persen menjadi 2.783,36, sedangkan Nasdaq Composite ditutup 1,4 persen lebih rendah pada 8.393,18. Baik Dow dan S&P 500 memiliki sesi terburuk sejak 1 April.
Bank of America ditutup lebih dari 6 persen lebih rendah dengan laba yang mengecewakan. Citigroup turun lebih dari 5 persen. Energi, bahan dan keuangan adalah sektor dengan kinerja terburuk di S&P 500, masing-masing turun lebih dari 4 persen.
Advertisement
Penjualan ritel selama bulan Maret anjlok 8,7 persen, menurut laporan dari Departemen Perdagangan yang diterbitkan Rabu. Ini menjadi penurunan satu bulan terbesar.
"Jika ini merupakan awal dari apa yang dapat kita harapkan di seluruh AS ... tidak ada kata untuk itu. Ini mencerminkan penutupan total ekonomi," kata Quincy Krosby, Kepala Strategi pasar di Prudential Financial.
"Pertanyaannya adalah seberapa cepat ekonomi dapat kembali," lanjut Krosby.
Dia mencatat bahwa pasar berpacu lebih tinggi dalam beberapa pekan terakhir dan dijadwalkan untuk beberapa konsolidasi.
Toko kelontong, apotek, dan pengecer barang-barang penting lainnya mengalami lonjakan permintaan bulan lalu di tengah wabah virus corona.
Tetapi penjualan di berbagai bisnis lain seperti pompa bensin, dealer mobil, dan restoran membengkak ketika pemerintah negara bagian menutup perdagangan dalam upaya memperlambat virus.
Â
Â
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Tekanan Terhadap Ekonomi
Saham-saham keluar dari reli tajam di sesi sebelumnya, dipicu oleh optimisme seputar prospek virus corona. Dow melonjak lebih dari 500 poin pada hari Selasa, atau 2,4 persen. Sementara S&P 500 melonjak 3,1 persen.
Presiden Donald Trump mengatakan pada Selasa lalu bahwa ia percaya beberapa negara akan dapat mengangkat langkah-langkah pembatasan sosial secara ketat, yang telah menekan ekonomi mereka sebelum akhir April.
Sementara, Gubernur New York Andrew Cuomo optimis tentang wabah di negaranya, di mana New York sebagai pusat pandemi di Amerika Serikat, juga mendorong sentimen investor. Dia mengatakan, kematian terkait dengan virus di negara bagian itu mendatar.
Advertisement