Sukses

Wall Street Berbalik Arah Dipicu Kenaikan Harga Minyak

Pasar saham AS awalnya bergerak sangat positif pada pagi hari.

Liputan6.com, Jakarta Wall Street atau Bursa Saham Amerika Serikat (AS) berakhir mendatar terdorong kenaikan harga minyak. Serta  laporan klaim pengangguran AS memuncak akibat meluasnya kebijakan lockdown imbas Virus Corona.

Melansir laman AFP, indeks Dow Jones Industrial Average turun dari sesi awal perdagangan menjadi berakhir ke posisi 23.515,26, atau sebesar 0,2 persen dibandingkan hari sebelumnya.

Sementara indeks S&P 500 turun 0,1 persen menjadi 2.797,80. Sedangkan Nasdaq Composite Index tidak berubah pada posisi 8.494,75.

Pasar saham awalnya bergerak sangat positif pada pagi hari, tetapi kemudian berbalik menyusul laporan bahwa obat Virus Corona yang sedang dikembangkan Gilead Sciences gagal dalam uji klinis acak pertama.

Kehilangan pekerjaan akibat pandemi juga kian dalam pada minggu lalu. Data menunjukkan 4,4 juta pekerja AS mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran, sehingga total menjadi 26,4 juta sejak pertengahan Maret.

Meskipun angka pengangguran meningkat, investor didorong kondisi terbaru di pasar minyak, di mana harga minyak berjangka AS berakhir 20 persen lebih tinggi di tengah meningkatnya ketegangan AS-Iran.

Saham perusahaan-perusahaan terkait minyak bumi menguat, termasuk Exxon Mobil yang naik 3,1 persen, dan Halliburton naik 8,4 persen.

Sementara saham Gilead turun 4,3 persen setelah muncul laporan bahwa penggunaan remdesivir obat antivirus untuk mengobati coronavirus gagal dalam uji klinis. Gilead mengatakan masih menunggu data dari berbagai studi tentang obat ini, dari beberapa analisis.

 

2 dari 2 halaman

Perdagangan Sebelumnya

Pasar saham Amerika Serikat, Wall Street, naik seiring dengan bangkitnya harga minyak dunia usai mengalami kejatuhan terparah dalam sejarah. Namun disisi lain, klaim tunjangan dari pengangguran di AS terus meningkat akibat dampak virus corona.

Dikutip dari CNBC, Kamis (23/4/2020), Dow Jones Industrial Average naik 456,94 poin, atau 1,99 persen menjadi 23,475,82 selama sesi perdagangan. S&P 500 naik 2,29 persen menjadi 2.799,31 sedangkan Nasdaq Composite ditutup 2,8 persen lebih tinggi pada 8.495,38.

Fluktuasi harga minyak telah membuat pasar gelisah pekan ini karena penurunan permintaan akibat virus corona dan kelebihan pasokan yang terus-menerus membuat tekanan pada harga minyak mentah.

Meskipun minyak mentah West Texas Intermediate turun lebih dari 70 persen dari level tertinggi USD 60 per barel awal tahun ini. Namun bangkitnya harga minyak menenangkan investor yang khawatir bahwa kontrak berjangka dapat jatuh kembali ke wilayah negatif seperti yang mereka lakukan pada Senin lalu.

Kontrak untuk pengiriman Juni ditutup naik 19 persen menjadi USD 13,78 per barel setelah Presiden Donald Trump dalam cuitannya menyatakan bahwa ia menginstruksikan Angkatan Laut Amerika Serikat untuk menembak jatuh dan menghancurkan semua kapal perang Iran jika mereka melecehkan kapal AS di laut. 

Video Terkini