Sukses

8 Perusahaan Beraset di Atas Rp 250 Miliar Antri IPO di BEI

Saat ini masih ada 14 perusahaan lagi yang antri untuk melakukan pencatatan perdana saham atau IPO di BEI.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (6/8/2020) kemarin kembali kedatangan tamu baru, yakni PT Sunindyo Adipersada Tbk. Emiten berkode saham TOYS ini menjadi perusahaan tercatat ke-34 sepanjang 2020 ini.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Nyoman Gede Yetna melaporkan, saat ini masih ada 14 perusahaan lagi yang antri untuk melakukan pencatatan perdana saham (Initial Public Offering/IPO) hingga akhir 2020.

"Selain itu masih terdapat 14 perusahaan yang berencana akan melakukan pencatatan saham di BEI dan bergerak pada beberapa sektor," kata Nyoman dalam pesan tertulisnya kepada awak media, Jumat (7/8/2020).

Dari jumlah tersebut, Nyoman menyampaikan, sebanyak 8 calon emiten tersebut tergolong sebagai perusahaan besar. Pengkategorian ini dihitung berdasarkan skala aset sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) 53, dimana perusahaan besar memiliki aset di atas Rp 250 miliar.

"Sedangkan untuk 14 perusahaan di dalam pipeline BEI dapat dikategorikan dengan rincian berikut: 8 perusahaan besar (aset di atas Rp 250 miliar), 6 perusahaan menengah (aset Rp 50 miliar-250 miliar)," jelas Nyoman.

 

** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 3 halaman

Sektor Perdagangan

Secara rincian, Nyoman menyebutkan, dari keempat belas perusahaan yang masuk dalam pipeline bursa, 4 di antaranya berasal dari sektor perdagangan, jasa dan investasi.

Kemudian ada 4 perusahaan lainnya yang datang dari sektor properti, real estate dan konstruksi bangunan, serta 2 perusahaan dari sektor industri barang konsumsi.

 

3 dari 3 halaman

Sektor Perkebunan

Lalu, 4 calon emiten lainnya merupakan perusahaan yang bergerak pada sektor perkebunan, aneka industri, infrastruktur, utilitas dan transportasi serta keuangan.

"Dari keseluruhan jumlah pipeline yang merencanakan tercatat di tahun 2020 tersebut, jumlah proceed belum dapat disampaikan karena masih dalam proses penentuan harga saham," terang Nyoman.