Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini meluncurkan sistem penawaran umum elektronik atau e-IPO. Hal itu dilakukan pada saat perayaan ulang tahun ke-43 pasar modal Indonesia.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen menilai, e-IPO merupakan salah satu bagian dari inklusi di pasar modal, dimana diharapkan nanti partisipasi investor ritel akan jauh lebih banyak.
Baca Juga
Menurut dia, stabilisasi di pasar modal bisa tercapai dengan adanya partisipasi investor ritel yang lebih luas berkat keberadaan e-IPO. Tak hanya investor ritel domestik, platform elektronik tersebut disebutnya bisa ikut menarik pemodal asing untuk masuk ke pasar modal di Tanah Air.
Advertisement
"Tapi dengan adanya teknologi ini tidak menutup kemungkinan juga di pasar perdana nantinya keterlibatan investor-investor ritel bukan hanya dari domestik, juga dari kawasan (ASEAN)," kata Hoesen dalam sesi teleconference, Senin (10/8/2020).
Hoesen berharap, dengan berkembangnya infrastruktur di pasar modal, aksesibilitas atau partisipasi daripada investor ritel akan meningkat pesat.
"Kenapa ini penting, karena bagi kami di OJK di samping pertumbuhan dari pasar, kita juga perlu perhatikan daya tahan atau resiliensi," ujar dia.
"Diharapkan dengan struktur pemegang saham publik yang makin banyak, perdagangan tentunya akan makin meningkat, karena likuiditas tentunya juga di-drive oleh para investor, dan juga akan meningkatkan kesempatan buat masyarakat Indonesia berpartisipas di pasar modal," tuturnya.
Â
** Saksikan "Berani Berubah" di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul 05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
OJK Jamin Kemudahan UMKM Masuk Pasar Modal
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso terus mendorong agar pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dapat masuk ke pasar modal Indonesia untuk mencari pembiayaan. Pihak otoritas pun disebutnya menjamin kemudahan kepada UMKM untuk jadi perusahaan tercatat.
Wimboh mengatakan, pemerintah saat ini tengah dihadapkan pada besarnya tuntutan masyarakat akan peran pasar modal dalam perekonomian nasional.
Oleh karenanya, OJK saat ini terus merumuskan kebijakan yang tepat untuk menjadikan pasar modal semakin kuat dan berperan signifikan dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional.
"Perumusan kebijakan juga ditujukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan, dengan menitikberatkan pada kebijakan yang menstimulus perekonomian pada era new normal," kata Wimboh dalam acara ulang tahun virtual pasar modal ke-43, Senin (10/8/2020).
Selain mengupayakan pendalaman pasar keuangan, ia menambahkan, OJK juga senantiasa memperluas akses pasar modal agar manfaatnya bisa dirasakan seluruh elemen, tidak hanya korporasi atau pemodal besar saja.
"Kami akan buka lebar-lebar investasi ritel dan emiten yang sifatnya UMKM. Untuk itu, ke ijakan kami memungkinkan Usaha Kecil dan Menengah dapat memanfaatkan pasar modal sebagai alternatif mendapatkan pembiayaan," tuturnya.
Berbagai kebijakan pun telah dipersiapkan untuk memfasilitasi emiten yang sifatnya UMKM. Seperti mencatatkan nama di papan akselerasi untuk perusahaan dengan aset kurang dari Rp 250 miliar, lalu penggalangan dana melalui equity crowdfunding.
Tak hanya itu, Wimboh melanjutkan, OJK juga mengupayakan investor ritel dapat lebih berpartisipasi dalam penawaran umum perdana (IPO) melalui e-IPO yang diluncurkan pada hari ini.
"Dengan itu semua, kami harap pasar modal ke depan dapat semakin berperan nyata bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan menjadi solusi pembiayaan bagi sektor riil yang mudah, cepat dan kredibel," tukas Wimboh.
Advertisement