Liputan6.com, Jakarta - Direktur Keuangan PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Heri Supriadi menanggapi kabar soal rencana investasi perseroan ke PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek.
Menurutnya, grup Telkom selalu membuka peluang untuk bersinergi dan bekerjasama tidak hanya dengan Gojek namun perusahaan lainnya.
Baca Juga
"Kita tidak melihat spesifik seperti Gojek saja, tapi juha semua peluang untuk melengkapi digital services karena kita sangat kuat dari digital connectivity dan platform," ujar Heri dalam paparan di Public Expose Live 2020, Kamis (27/8/2020).
Advertisement
Adapun, investasi yang dilakukan Telkom adalah bagian dari rencana anorganik agar dapat memperkuat infrastruktur hingga meningkatkan value added yang diberikan ke pelanggan.
"Sehingga kita bisa dapatkan sinergi atau kolaborasi operasional yang bisa memberikan value yang berkesinambungan," katanya.
Di kesempatan yang sama, Direktur Bisnis Digital Telkom Fajrin Rasyid menyatakan, pihaknya terbuka untuk investasi untuk seluruh pihak melalui MDI Ventures. Baru-baru ini, MDI Ventures mendapatkan dana USD 500 juta.
"Kami terbuka untuk investasi di start-up, ini (melalui MDI Ventures) salah satunya akan kami gunakan untuk investasi," ujar Fajrin.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Telkom Cetak Laba Rp 11 Triliun di Semester I 2020
Sebelumnya, PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) bukukan laba bersih sebesar Rp 11,0 triliun di semester I 2020. Angka tersebut turun tipis dari laba bersih semester I tahun 2019 yang mencapai Rp 11,1 triliun.
Direktur Keuangan Telkom Heri Supriadi menyatakan, pendapatan Telkom di semester I 2020 turun 3,6 persen dari Rp 69,3 triliun menjadi Rp 66,9 triliun. Adapun, pendapatan terbesar dikontribusi oleh Data, Internet dan Jasa Teknologi yang tumbuh 6,8 persen menjadi Rp 35,3 triliun.
"SMS, fixed dan cellular voice turun 27,5 persen dari Rp 18,0 triliun menjadi Rp 13,0 triliun," jelas Heri dalam paparan Public Expose Live 2020, Kamis (27/8/2020).
Pendapatan IndiHome tercatat naik 19,1 persen dari Rp 8,7 triliun menjadi Rp 10,4 triliun. Heri menyebutkan, pertumbuhan ini didorong oleh penambahan user (pengguna) baru dan add-ons yang disediakan Telkom untuk meningkatkan layanan IndiHome.
Kemudian, pendapatan Interkoneksi juga naik 24,9 persen dari Rp 3,3 triliun menjadi Rp 4,1 triliun. Sementara, pendapatan Jaringan Telekomunikasi Lain turun 36,4 persen dari Rp 6,3 triliun menjadi Rp 4,0 triliun.
"Beban operasional turun 5,4 persen menjadi Rp 44,6 triliun, terkendali dengan beban operasional & pemeliharaan, pemasaran dan umum & administrasi menurun," ujarnya.
Lalu, bisnis menara Telkom tumbuh dengan pendapatan naik 61 persen menjadi Rp 916 miliar. Tercatat, 3.100 menara berhasil diakuisisi per tahun 2019 lalu.
Advertisement