Sukses

Menanti Data Ritel Australia, Bursa Saham Asia Dibuka Beragam

Saham di Asia-Pasifik diperdagangkan beragam pada Jumat pagi

Liputan6.com, Jakarta - Saham di Asia-Pasifik diperdagangkan beragam pada Jumat pagi, karena investor menunggu rilis angka penjualan ritel Australia untuk Agustus.

Dikutip dari CNBC, Jumat (2/10/2020), di Jepang, Nikkei 225 naik 0,72 persen pada awal perdagangan sementara indeks Topix naik 0,73 persen. Pergerakan tersebut terjadi saat Bursa Efek Tokyo kembali diperdagangkan pada hari Jumat menyusul penghentian perdagangan kemarin yang disebabkan oleh kesalahan perangkat keras.

Sementara di Australia, S & P / ASX 200 merosot 0,13 persen.

Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang diperdagangkan 0,07 persen lebih tinggi.

Data penjualan ritel Australia untuk Agustus akan dirilis sekitar pukul 9:30 pagi HK / SIN pada hari Jumat.

Pasar di China, Hong Kong, Taiwan, Korea Selatan dan India tutup pada hari Jumat untuk hari libur.

Semalam di Amerika Serikat, saham di Wall Street ditutup lebih tinggi. Dow Jones Industrial Average naik 35,20 poin, atau 0,1 persen, menjadi 27.816,90. S&P 500 naik 0,5 persen 17,80 poin menjadi 3.380,80, sedangkan Nasdaq Composite naik 1,4 persen menjadi 11.326,51.

Pergerakan terbatas saham di Wall Street terjadi karena investor mengamati perkembangan pembicaraan stimulus virus korona, dengan kesepakatan tetap sulit dipahami setelah satu hari diskusi antara Ketua DPR Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Mata Uang dan Harga Minyak

Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berada di 93,739 setelah meluncur dari level di atas 94,4 minggu ini.

Yen Jepang diperdagangkan pada 105,56 per dolar, dalam minggu perdagangan yang telah melihatnya di level di bawah 105,4 dan di atas 105,6 melawan greenback. Dolar Australia berpindah tangan pada USD 0,7181, menyusul kenaikannya minggu ini dari level di bawah USD 0,707.

Mata uang tergelincir pada pagi hari jam perdagangan Asia, dengan patokan internasional minyak mentah berjangka Brent turun 0,54% menjadi USD 40,71 per barel. Minyak mentah berjangka AS juga turun 0,54 persen menjadi USD 38,51 per barel.