Sukses

Sempat Perkasa, IHSG Akhirnya Ditutup Melemah ke 5.128,22

Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.155,56 dan terendah 5.110,61.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan Selasa pekan ini. IHSG sempat menghijau di tengah perhadangan tetapi akhirnya kembali tertekan.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (27/10/2020), IHSG ditutup turun 15,82 poin atau 0,31 persen ke posisi 5.128,22. Sementara, indeks saham LQ45 juga melemah 0,47 persen ke posisi 790,50.

Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.155,56 dan terendah 5.110,61.

Pada sesi penutupan pedagangan, 232 saham melemah sehingga membawa IHSG di zona merah. Sedangkan 176 saham menghijau dan 164 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham normal. Total frekuensi perdagangan saham 741.972 kali dengan volume perdagangan 13,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,6 triliun.

Investor asing jual saham Rp 22 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.604.

Dari 10 sektor saham pembentuk IHSG, hanya tiga sektor yang menguat yaitu perkebunan melonjak 1,01 persen, aneka industri naik 0,58 persen dan perdagangan menguat 0,10 persen.

Sedangkan sektor yang melemah dipimpin oleh sektor konstruksi yang anjlok 0,85 persen. Kemudian disusul sektor infrastruktur turun 0,76 persen dan sektor industri dasar melemah 0,77 persen.

Saham yang menguat antara lain SOHO yang naik 24,74 persen ke Rp 6.050 per lembar saham. Kemudian WIIM yang naik 24,73 persen ke Rp 464 per lembar saham dan KOTA yang yang naik 24,62 persen ke Rp 324 per lembar saham.

Saham yang melemah sehingga menekan IHSG antara lain PLAN yang melemah 7,04 persen ke Rp 264 per lembar saham. Kemudian OKAS turun 6,96 persen ke Rp 107 per lembar saham dan POLL turun 6,95 persen ke Rp 6.025 per lembar saham.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Pembukaan Perdagangan

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah pada pembukaan perdagangan Selasa pekan ini. Pelemahan ini senada dengan Wall Street dan bursa Asia.

Pada prapembukaan perdagangan Selasa (27/10/2020), IHSG melemah 10,51 poin atau 0,20 persen ke level 5.133,53. Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG melemah dengan turun 8 poin atau 0,17 persen ke level 5.135,92.

Sementara indeks saham LQ45 juga melemah 0,54 persen ke posisi 789,33. Seluruh indeks acuan berada di zona merah.

Di awal perdagangan ini, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.138,06. Sedangkan terendah 5.128,28.

Sebanyak 150 saham melemah sehingga menekan IHSG. Kemudian 65 saham menguat dan 118 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham cukup ramai yaitu 40.646 kali dengan volume perdagangan 779 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 441 miliar.

Tercatat, investor asing beli saham di pasar regular mencapai Rp 21 miliar. Sedangkan nilai tukar rupiah berada di 14.658 per dolar AS.

Dari 10 sektor pembentuk IHSG, delapan sektor berada di zona merah sedangkan dua sektor terbakar. Pelemahan dipimpin sektor aneka industri yang turun 0,63 persen. Disusul sektor industri dasar yang turun 0,60 persen dan sektor pertambangan melemah 0,41 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain, POLL naik 12,36 persen ke Rp 7.250 per lembar saham. Kemudian CANI naik 8,93 persen ke Rp 122 per saham dan PGNO naik 8,62 persen ke Rp 630 per saham.

Sedangkan saham-saham yang melemah sehingga menekan IHSG antara lain KREN turun 6,90 persen ke Rp 81 per lembar saham, IFII yang turun 6,78 persen ke Rp 110 per lembar saham dan ERTX turun 6,72 persen ke Rp 125 per saham.

 Dalam riset Ashmore, Wall Street atau bursa saham AS ditutup melemah di tengah kekhawatiran bahwa meningkatnya kasus virus Covid-19 akan menggagalkan pemulihan ekonomi global. Status paket stimulus kedua tetap terhenti hanya delapan hari sebelum pemilihan AS, juga merusak prospek saham.

Sebanyak 11 sektor dalam indeks S&P ditutup lebih rendah dengan sektor energi turun 3,5 persen.

Blackrock Inc, manajer aset terbesar di dunia, menurunkan pandangannya tentang utang pemerintah AS.