Sukses

Sektor Infrastruktur Melesat, IHSG Ditutup Menguat ke 5.759,91

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Kamis pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah dibuka di zona hijau, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Kamis pekan ini. Hanya satu sektor yang berada di zona merah yaitu perkebunan.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis(26/11/2020), IHSG ditutup naik 80,67 poin atau 1,42 persen ke posisi 5.759,91. Sementara, indeks saham LQ45 juga turun 1,92 persen ke posisi 920,77.

Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 5.759,91 dan terendah 5.669,66.

Pada sesi penutupan pedagangan, 310 saham perkasa sehingga membawa IHSG ke zona hijau. Sementara itu, sebanyak 153 saham melemah dan 171 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham sangat ramai. Total frekuensi perdagangan saham 1.079.166 kali dengan volume perdagangan 26,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 13,4 triliun.

Investor asing beli saham Rp 501,92 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.135.

Dari 10 sektor saham pembentuk IHSG, hanya satu sektor yang berada di zona merah yaitu perkebunan yang turun tipis 0,09 persen.

Sementara sektor yang menguat dipimpin oleh infrastruktur yang melesat 3,29 persen. Kemudian diikuti sektor industri dasar yang naik 2,77 persen dan sektor pertambangan naik 2,03 persen.

Saham yang menguat antara lain ABBA yang naik 30,55 persen ke Rp 74 per lembar saham. Kemudian PNSE yang naik 24,05 persen ke Rp 980 per lembar saham dan KAYU yang naik 22,95 persen ke Rp 75 per lembar saham.

Saham yang melemah antara lain FORU yang melemah 7 persen ke Rp 93 per lembar saham. Kemudian EPAC turun 6,98 persen ke Rp 160 per lembar saham dan SKLT turun 6,88 persen ke Rp 1.490 per lembar saham.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Mandiri Manajemen Investasi Proyeksikan IHSG berada di Level 6.300 pada 2021

PT Mandiri Manajemen Investasi beberapa kali mengubah proyeksi atau outlook bursa saham atau indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk tahun 2020. Hal ini karena adanya pandemi Corona Covid-19 yang sampai saat ini belum berakhir. 

Direktur Sales dan Produk PT Mandiri Manajemen Investasi Endang Astharanti mengatakan, pada pertengahan 2020, Mandiri Manajemen Investasi memproyeksikan IHSG akan berada di kisaran 5.300-5.400.

"Pertengahan tahun itu kita punya IHSG di level 5.300-5.400. jadi level saat ini beyond our ekspetasion sebenarnya," kata Asti sapaannya dalam diskusi Woman Virtual Live Event bertajuk: Save, Spend or Invest?, di Jakarta, Rabu (25/11/2020).

Saat ini proyeksi tersebut pun telah tercapai. Namun kata Asti mengingat sudah mendekati tutup tahun, sehingga yang terpenting saat ini untuk reksa dana harus melihat jangka panjang.

"Kalau bicara reksa dana saham ini harus lebih panjang lagi daripada hanya periode 1 atau 2 bulan," kata dia.

Maka, pihaknya berekspektasi di 2021 mendatang IHSG akan berada di level 6.200-6.300. Sehingga potensi reksa dana saham tahun depan dinilai tumbuh lebih baik.

"Jadi di 2021 kita ekpetasi IHSG di level 6.200 atau 6.300. Kalau kita lihat potensi reksa dana saham itu masih lebih baik," kata dia mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com 

3 dari 3 halaman

Infografis Ekonomi Indonesia