Sukses

Tutup 2020, IHSG Melemah ke 5.979 dan Rupiah Naik ke 14.050 per dolar AS

Rupiah ditutup menguat 80 poin di level 14.050 per dolar AS dibandingkan sebelumnya di level 14.130 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Industri keuangan menutup aktivitas perdagangan pada Rabu ini. Hal ini karena adanya ketetapan cuti bersama pada Kamis 31 Desember 2020 dan libur Tahun Baru di Jumat 1 Januari 2021. Perdagangan saham dan juga rupiah akan kembali melakukan aktivitas pada hari Senin 4 Januari 2021.

Pada penutupan perdagangan Rabu (30/12/2020), IHSG melemah 57,1 poin atau 0,95 persen ke posisi 5.979,07. Sementara, indeks saham LQ45 juga melemah 1,13 persen ke posisi 934,88.

Selama perdagangan, IHSG berada di posisi tertinggi pada level 6.055,97 dan terendah 5.962,01.

Pada sesi penutupan pedagangan, 143 saham menguat tetapi tak mampu membawa IHSG ke zona hijau. Sementara itu, sebanyak 365 saham melemah sehingga menekan IHSG dan 118 saham diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 1.172.725 kali dengan volume perdagangan 24,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 14,5 triliun.

Sedangkan untuk rupiah ditutup menguat 80 point di level 14.050 per dolar AS dibandingkan sebelumnya di level 14.130 per dolar AS. Diperkirakan perdagangan selanjutnya, rupiah dibuka menguat di level 14.040 - 14.080 per dolar AS.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi menilai kondisi ini dipicu kebijakan pemerintah yang akan melakukan program vaksinasi nasional tahun depan. Setidaknya akan ada vaksinasi kepada 181 juta penduduk Indonesia berusia di atas 18 tahun.

"Pemerintah dengan sigap membuat perencanaan berupa terobosan-terobosan untuk melakukan vaksinasi secara cepat dan tepat," kata Ibrahim kepada wartawan di Jakarta, Rabu, (30/12/2020).

Vaksinasi yang bertujuan untuk menciptakan kekebalan komunitas (herd immunity) ini direncanakan akal dilakukan dalam dua gelombang. Gelombang pertama vaksinasi dilakukan pada Januari 2021 hingga April 2021.

Arus modal asing juga diperkirakan kembali masuk dalam pasar finansial dalam negeri. Sehingga, kata Ibrahim, wajar jika rupiah di akhir tahun ditutup menguat mendekati 14.000 per dolar AS.

2 dari 2 halaman

Sentimen Eksternal

Sementara itu dari sisi eksternal penguatan rupiah dipicu pelaku pasar mencerna berita Pemimpin Mayoritas Senat Amerika Serikat, Mitch McConnell menunda pemungutan suara untuk meningkatkan jumlah pemeriksaan stimulus AS.

McConnell menunda pemungutan suara untuk meningkatkan jumlah cek stimulus dari USD 600 menjadi USD 2.000. Namun, Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan distribusi cek stimulus USD 600 yang disetujui akan dimulai secepatnya.

Selain itu, Federal Reserve juga memperpanjang tanggal berakhirnya Program Pinjaman Jalan Utama delapan hari hingga 8 Januari. Tujuannya, untuk memproses banyak aplikasi yang diajukan sejak Mnuchin mengakhiri fasilitas kredit darurat bank sentral pada November.

"Semua mata sekarang tertuju pada pemilihan putaran kedua di Georgia, yang akan berlangsung pada 5 Januari, yang akan menentukan apakah Demokrat atau Republik mengontrol Senat," kata dia.

Jika pemilihan menghasilkan kemenangan bagi Demokrat, ekspektasi kebijakan fiskal yang terus menerus akan membebani dolar dan menjadi bullish untuk logam mulia. Sisi lain, peluncuran vaksin Covid-19 terus berlanjut secara global.

Uni Eropa akan membeli 100 juta dosis BNT162b2, yang dikembangkan oleh Pfizer Inc dan BioNTech SE. Jumlah kasus Covid-19 global terus meningkat. Amerika Serikat juga telah melaporkan kasus pertama virus Covid-19 jenis B177.