Liputan6.com, Jakarta - PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mengaku akan membawa PT Waskita Karya Realty melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2022 atau awal 2023.
"Rencananya pada tahun 2022 atau paling lambat awal 2023 untuk Waskita Realty jadi perusahaan terbuka. Mudah-mudahan ini bisa terlaksana,” ujar Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono, Selasa (5/1/2021).
Selain itu, Ia juga menjelaskan, fokus PT Waskita Karya Realty akan diberikan di beberapa sektor properti, seperti gedung bertingkat, rumah tapak dan superblock. Hal ini dinilai mampu menjangkau konsumen perorangan dan perusahaan besar.
Advertisement
Baca Juga
"Waskita Karya Realty memiliki dua merek utama yaitu Vasaka untuk residensial dan superblock, serta Teraskita untuk hotel dan perkantoran," kata Destiawan.
Seperti diketahui, Waskita Realty saat ini sudah menjalin kerja sama dengan Modern Land. Dalam investasi tersebut, Waskita Realty memiliki kepemilikan sebesar 60 persen.
Tak hanya itu, Waskita Realty juga tengah menggarap proyek Teraskita Hotel Jakarta yang memiliki investasi sebesar Rp 340 miliar, Teraskita Hotel Bandung Rp 130 miliar, dan Teraskita Hotel Makassar Rp 150 miliar.
Dilansir laman resmi perseroan, PT Waskita Realty terbentuk saat Waskita Karya ingin membangun divisi sarana papan dan membuat proyek properti perumahan pada 1982.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Target Waskita Karya
Sebelumnya, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) mengincar target kontrak baru sebesar Rp 31,6 triliun pada 2021. Angka tersebut alami kenaikan 16,6 persen.
Direktur Utama PT Waskita Karya Tbk,Destiawan Soewardjono menuturkan, target kontrak tersebut alami kenaikan 16,6 persen dari periode 2020.
"Dari Rp31 triliun itu harapan kami sebagian proyek proyek pemerintah sebagian pengembangan investasi. Lebih besar dari tahun 2020," kata dia, Selasa, 5 Januari 2021.
Selain itu, Ia juga memaparkan bila target proyek pemerintah yang ingin dicapai 2021 sebesar 30 persen, sedangkan dari pihak BUMN sebesar 25 persen.
"Kurang lebih pemerintah 30 persen, 25 persen dari BUMN dan swastanya 22 persen, sisanya adalah untuk pengembangan investasi baik tol dan non tol serta properti," tutur dia.
Ia menyatakan, realisasi kontrak baru sudah hampir mencapai target yang telah ditentukan sepanjang 2020. Pada 2020, target nilai kontrak baru yang ingin dicapai senilai Rp27,1 triliun.
"Untuk tahun 2020 realisasi Rp26 triliun sekian, atau hampir Rp 27 triliun," kata dia.
Sepanjang 2020, emiten dengan kode saham WSKT mampu mencapai nilai kontrak hingga Rp66,65 triliun. Sebagian besar kontrak berasal dari proyek infrastruktur konektivitas seperti jalan tol, pelabuhan, LRT, dan bandara.
Advertisement