Liputan6.com, Jakarta - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menganggarkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp2 triliun -Rp2,5 triliun sepanjang 2021.
"Jadi capex kami di tahun 2021 itu kira kira sekitar Rp 2 trilun sampai Rp2,5 trilun," kata CEO Lippo Karawaci John Riady saat berbincang dengan Mandiri Sekuritas, Selasa (12/1/2021).
Advertisement
Baca Juga
Selain pembangunan rumah yang akan dijual, John mengaku anggaran belanja modal juga melingkupi pembukaan satu hingga dua rumah sakit baru sepanjang 2021.
"Itu untuk pembangunan rumah-rumah yang sudah kita jual, karena ini dibiayai oleh penjualan yang sudah terjadi di tahun lalu. Tentunya rumah sakit kita akan buka lagi satu atau dua di tahun ini," ujar dia.
Saat ini, John mengakui sudah memiliki 39 rumah sakit yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Menjadi salah satu lini bisnisnya, Ia mengaku, proyek pembangunan rumah sakit menjadi target setiap tahun.
"Sekarang sudah ada 39 rumah sakit. Setiap tahunnya mungkin kita akan buka dua lagi. Tapi kami akan sangat selektif memilih rumah sakit yang akan dibangun," tutur dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Selama Pandemi, 80 Persen Pendapatan Lippo Karawaci dari RS dan Hotel
Sebelumnya, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menggenjot bisnis dari lini usaha yang memberikan pendapatan berulang (recurring income) seperti rumah sakit, mal dan hotel selama wabah pandemi Covid-19.
CEO Lippo Karawaci John Riady mengatakan, ketiga lini bisnis yang mengandalkan recurring income tersebut memberikan porsi pendapatan terbesar selama masa pandemi saat ini.
"Total recurring income dari Lippo Karawaci itu sekitar 80 persen dari total pendapatan kita. Jadi cukup tinggi rasionya," jelasnya dalam sesi Public Expose LPKR secara virtual, Senin, 14 Desember 2020.
John Riady memaparkan, sektor bisnis rumah sakit yang dijalankan PT Siloam International Hospital Tbk jadi yang paling utama dalam hal pendapatan berulang. Dia menyatakan, pendapatan Siloam dalam 5-6 tahun terakhir menunjukan pertumbuhan di atas 12 persen.
"Kalau kita lihat rumah sakit, total traffic atau revenue sudah berhasil untuk rebound. Jadi meskipun sempat turun di bulan-bulan April dan Mei, di Q3 ini sudah kembali. Bahkan ada rumah sakit yang sudah melampaui," ungkapnya.
Untuk sektor bisnis mal, ia mengutarakan, itu sempat mengalami masa yang sangat berat saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan di Jakarta dan kota besar lainnya. Namun kini, hampir 95 persen dari total tenant yang bernaung di bawah LPKR telah buka kembali.
"Kita percaya, semoga dengan traffic yang akan terus kembali di dalam bulan-bulan ke depan ini, tenant kami sebagian besar akan survive, dan tetap kinerja mal kita akan berjalan baik," kata John Riady.
Sama halnya dengan hotel. Walaupun selama periode April-Juni 2020 sangat lambat bisnisnya, namun dalam bulan-bulan terakhir ini sudah kembali didorong oleh tren business staycation, dan juga beberapa bisnis yang bersifat business to business (B2B).
"Jadi ada beberapa hotel kami yang keseluruhannya disewa oleh beberapa bisnis sebagai bagian dari penanggulangan Covid-19 dan lain-lain. Kita melihat itu jadi satu tren yang baik," tutur John Riady.
"Kami percaya bahwa bagian bisnis kami yang recurring ini sudah rebound, dan di dalam bulan-bulan ke depan ini akan semakin membaik," tandasnya.
Â
Advertisement