Sukses

Wika Siap Lunasi Komodo Bond Rp 5,4 Triliun

Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya menuturkan, terdapat beberapa cara yang sudah disiapkan untuk melunasi obligasi global Rp 5,4 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mengaku siap melunasi obligasi global rupiah alias Komodo Bond sebesar Rp 5,4 triliun. Obligasi tersebut akan jatuh tempo pada 31 Januari 2021.

Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya (Wika) Mahendra Vijaya menuturkan, terdapat beberapa cara yang sudah disiapkan untuk melunasi obligasi tersebut, salah satunya bridging loan Rp3 triliun.

"Jadi memang untuk ini kami sudah siap. Kami menerbitkan obligasi dengan total Rp2 triliun. Kami pun mendapatkan fasilitas bridging loan dari bank nasional dengan total Rp3 triliun," kata Wijaya dalam acara InvesTalk Series, Rabu (13/1/2021).

Selain itu, Vijaya mengatakan, pihaknya juga berencana menerbitkan obligasi berkelanjutan tahap dua.

"Kami juga memiliki operasi yang disiapkan, salah satunya rencana penerbitan obligasi selanjutnya, yakni sebesar Rp3 triliun di Januari ini. Jadi untuk Rp5,4 triliun sudah aman," tutur dia.

Terkait lini bisnis utama, Wika mengaku saat ini memiliki tujuh lini, seperti investasi, property dan infrastruktur, construction engineering.

"WIKA grup memiliki tujuh lini bisnis utama yang terdiri dari investasi, realty dan property, infrastruktur dan building, energi  dan industri plan, industri, construction engineering dan integration transportation sistem.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Penutupan IHSG pada 13 Januari 2021

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau hingga penutupan sesi dua perdagangan saham, Rabu, 13 Januari 2021. Penutupan IHSG ditopang sentiment euforia vaksinasi COVID-19.

Pada penutupan perdagangan, IHSG menguat 39,53 poin atau 0,62 persen ke posisi 6.435,20. Indeks saham LQ45 menguat 0,65 persen ke posisi 1.002,89. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau kecuali indeks Pefindo.

Sebanyak 243 saham menghijau sehingga membuat IHSG bertahan di zona hijau. Sedangkan 244 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. 143 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.853.397 dengan volume perdagangan 35,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 24,1 triliun. Investor asing beli saham Rp 997,17 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah di kisaran 14.057.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham barang konsumsi turun 1,28 persen. Sektor saham tambang menguat 4,17 persen, dan memimpin penguatan sektor saham. Diikuti sektor saham aneka industri mendaki 2,9 persen dan sektor saham industri dasar menguat 1,55 persen.

Saham-saham yang catatkan top gainer atau naik signifikan antara lain saham KIOS melonjak 34,48 persen ke posisi Rp 234 per saham, saham BUMI menguat 33,77 persen ke posisi Rp 103, dan saham BRMS menanjak 27,38 persen ke posisi Rp 107 per saham.

Saham-saham yang melemah antara lain saham PPGL melemah 9,46 persen ke posisi Rp 134 saham, saham CASH merosot 7,41 persen ke posisi Rp 400 per saham, dan saham RONY susut 7 persen 7 persen ke posisi Rp 186 per saham.

Bursa saham Asia sebagian besar menghijau kecuali indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,15 persen dan indeks saham Shanghai melemah 0,27 persen.

Indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,78 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 1,04 persen, indeks saham Thailand naik 0,98 persen, indeks saham Singapura mendaki 0,38 persen dan indeks saham Taiwan menanjak 1,74 persen.