Sukses

Saham BBCA dan BBRI Sentuh Level Tertinggi, Ini Kata Analis

Pada penutupan Rabu, 13 Januari 2021, saham BBRI menguat 1,48 persen ke posisi 4.790. Namun, saham BBCA merosot 0,56 persen ke posisi 35.600.

Liputan6.com, Jakarta - Seiring Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat, saham Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatatkan rekor baru (all time high) pada perdagangan Selasa, 12 Januari 2021. Saham BBCA sentuh posisi 36.900, sedangkan BBRI sentuh 4.770.

Sementara itu, pada penutupan Rabu, 13 Januari 2021, saham BBRI menguat 1,48 persen ke posisi 4.790. Namun, saham BBCA merosot 0,56 persen ke posisi 35.600.

Gerak saham BBCA dan BBRI itu di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,62 persen ke posisi 6.435,20. Indeks saham LQ45 menguat 0,65 persen ke posisi 1.002.

Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia, Suria Dharma menilai, IHSG yang menguat, saham-saham bluechip atau unggulan sudah tentu menjadi incaran investor.

"Karena mereka adalah dua saham dengan market capital terbesar. Kalau percaya IHSG akan menguat, tentunya saham yang pertama jadi incaran adalah saham-saham blue chip, terutama oleh investor asing,” ujar dia kepada Liputan6.com, Kamis, (14/1/2021).

Apalagi, lanjut Suria, BBRI akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 21 Januari 2021. Dalam RUPS itu kemungkinan akan membahas rencana akuisisi.

Berdasarkan data RTI, dalam sepekan, aksi beli investor asing di saham BBRI capai Rp 1,9 triliun dan saham BBCA Rp 1,1 triliun.

Suria mengatakan kedua saham tersebut sudah mencapai profit takingnya. Sehingga ia merekomendasikan untuk menahannya. “Keduanya sudah mencapai TP saya. Jadi sementara saya hold,” pungkas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Penutupan IHSG pada 13 Januari 2021

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau hingga penutupan sesi dua perdagangan saham, Rabu, 13 Januari 2021. Penutupan IHSG ditopang sentiment euforia vaksinasi COVID-19.

Pada penutupan perdagangan, IHSG menguat 39,53 poin atau 0,62 persen ke posisi 6.435,20. Indeks saham LQ45 menguat 0,65 persen ke posisi 1.002,89. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau kecuali indeks Pefindo.

Sebanyak 243 saham menghijau sehingga membuat IHSG bertahan di zona hijau. Sedangkan 244 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. 143 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.853.397 dengan volume perdagangan 35,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 24,1 triliun. Investor asing beli saham Rp 997,17 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah di kisaran 14.057.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham barang konsumsi turun 1,28 persen. Sektor saham tambang menguat 4,17 persen, dan memimpin penguatan sektor saham. Diikuti sektor saham aneka industri mendaki 2,9 persen dan sektor saham industri dasar menguat 1,55 persen.

Saham-saham yang catatkan top gainer atau naik signifikan antara lain saham KIOS melonjak 34,48 persen ke posisi Rp 234 per saham, saham BUMI menguat 33,77 persen ke posisi Rp 103, dan saham BRMS menanjak 27,38 persen ke posisi Rp 107 per saham.

Saham-saham yang melemah antara lain saham PPGL melemah 9,46 persen ke posisi Rp 134 saham, saham CASH merosot 7,41 persen ke posisi Rp 400 per saham, dan saham RONY susut 7 persen 7 persen ke posisi Rp 186 per saham.

Bursa saham Asia sebagian besar menghijau kecuali indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,15 persen dan indeks saham Shanghai melemah 0,27 persen.

Indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,78 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 1,04 persen, indeks saham Thailand naik 0,98 persen, indeks saham Singapura mendaki 0,38 persen dan indeks saham Taiwan menanjak 1,74 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, penguatan IHSG didukung sentimen dalam negeri dan luar negeri. Dari dalam negeri, euforia terkait penyelenggaraan vaksinasi massal juga disikapi positif oleh pelaku pasar.

“Apalagi hari ini Presiden Joko Widodo telah divaksin dengan menggunakan produk Sinovac,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, dari luar negeri, pasar mengapresiasi kebijakan Joe Biden yang akan mengeluarkan kebijakan stimulus jumbo bernilai triliunan dolar AS dalam rangka penanggulangan ekonomi.