Liputan6.com, Jakarta - Saham kini mulai dilirik masyarakat untuk pilihan investasi. Sebagai instrumen investasi tersebut, saham juga dijadikan sebagai mahar pernikahan hingga kado untuk orang tersayang.
Hal ini dilakukan salah satu mahasiswa pascasarjana Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di Surabaya, Rico Bayu Wiranata. Rico memberikan hadiah saham kepada sang kekasih Ayuningtyas saat wisuda.
Rico mengaku kado saham itu tidak direncanakan. Namun, ia ingin memberikan hadiah spesial dan bermakna bagi sang kekasih. Ia ingin memberikan sesuatu yang masih bernilai 5-10 tahun mendatang.
Advertisement
"Tidak terencana juga. Hadiah wisuda biasanya bunga, coklat. Misalkan 5-10 tahun, itu bagaimana. Kalau saham 5-10 tahun bisa makin tinggi beda dengan coklat dan bunga,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Sabtu, (16/1/2021).
Baca Juga
Rico menceritakan, dirinya beli saham ketika pasar saham sedang koreksi. Ia memilih saham-saham berkapitalisasi besar untuk dibeli saat pasar saham Indonesia merosot karena pandemi COVID-19. Rico membeli saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) kepada sang kekasih.
"Saham BBRI buttom September 3.090, beli 12 lot atau 1.200 lembar, sekarang harganya 4.300. Nilai dari saham itu tinggi dan lebih berarti dari bunga dan coklat. Itu ide dasarnya,” ujar dia.
Rico mengaku mengenal saham ketika pertama kali terjun di dunia kerja sekitar 2015. Saat itu, ia khawatir gaji habis untuk hal-hal yang tidak berguna. Kemudian ia mulai mencari informasi mengenai investasi lewat internet untuk dapat mengelola penghasilannya.
Rico mengaku mendapatkan wawasan kalau investasi dan memiliki bisnis sampingan merupakan cara untuk mengelola uang.
"Pertama kali kerja pada 2015, dapatkan uang. Takut uang kemana-mana. Kemudian cari informasi di internet, apa yang dilakukan orang terkaya di Indonesia dan dunia. Ada yang bilang investasi dan bisnis sampingan," ujar dia.
Rico mengaku memang ada kekhawatiran untuk investasi saham. Apalagi dirinya belum mengetahui banyak informasi soal saham. Selain itu, ia juga khawatir rugi dan investasi bodong. Namun, ia aktif untuk belajar mengenai investasi saham. Ia belajar melalui seminar, workshop, membaca buku investasi hingga menonton video literasi saham.
"Satu tahun belajar sekitar 2015-2016, ikut seminar dan workshop saham. Ada kekhawatiran belum tahu apa-apa, takut uang hilang, bagaimana mekanismenya, takut rugi, dan investasi bodong," kata dia.
Rico juga tak berhenti belajar. Ia turut membekali investasi juga dengan ikut sekolah pasar modal. "Setiap hari saya selalu luangkan waktu dua jam untuk belajar investasi saham, terus menerus sampai satu tahun. Saya kuatkan tekad. Sulit untuk mengubah mindset investasi," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Belajar Dahulu Sebelum Terjun ke Saham
Rico mengaku setelah keluar dari perusahaan dan memutuskan melanjutkan kuliah di Pascasarjana di ITS Surabaya.
"Jadi saya, memutuskan, resign bekerja bukan semata-mata modal berani tanpa perhitungan, tapi telah persiapkan hitung-hitungan investasi yang matang yang mampu men-cover untuk kebutuhan hidup dan biaya kuliah terencana jauh-jauh hari," kata dia.
Rico pun mendaftar di perusahaan sekuritas untuk mulai investasi saham. Rico lebih memilih saham unggulan ketika pertama kali masuk investasi saham, seperti sektor saham bank dan manufaktur. Rico mengaku pernah memegang saham hingga dua tahun.
"Paling lama megang saham BBRI, selama dua tahun. Pernah juga pegang perusahaan teknologi hold selama dua bulan, ketika sudah untung 75 persen, saya langsung lepas, karena saham IPO naik turun. Paling cepat pegang dua bulan dan paling lama dua tahun," ujar Rico.
Rico mengaku selama investasi saham juga pernah mengalami rugi. Apalagi saat pandemi COVID-19 terjadi pada Maret 2020 berdampak terhadap laju IHSG. Meski demikian, Rico yakin saham kembali pulih. Ia masih memegang saham seperti saham bank, media dan ritel.
Rico pun membagikan tips untuk investasi saham. Menurut dia, untuk berinvestasi di saham perlu mencari mentor dan influencer untuk mengajar dan lebih dahulu memahami investasi saham. Rico mengingatkan untuk terjun investasi saham agar memiliki wawasan dan mindset investasi.
"Harus belajar, jangan terjun investasi tanpa kita tahu ilmunya. Belajar lewat buku, internet, ikut seminar, workshop itu yang saya lakukan. Tingkatkan skill dan mindset termasuk belajar soal teknikal dan fundamental, harus banyak hal yang dipelajari sehingga ilmu berkembang," kata dia.
Rico membagikan tips untuk menghindari saham-saham yang mudah dipermainkan."Hindari saham-saham yang misalkan untuk dipermainkan market maker. Fokus ke saham LQ45, kapitalisasi besar atau disebut lapis pertama," ujar dia.
Advertisement