Sukses

Pemerintah Bakal Gandeng Swasta untuk Distribusi Vaksin, Ini Respons Campina

PT Campina Ice Cream Industry Tbk (CAMP) angkat bicara terkait rencana pemerintah gandeng swasta untuk distribusi vaksin.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah berencana menggandeng pihak swasta untuk kerja sama dalam distribusi rantai pasok dingin vaksin COVID-19. Sehubungan dengan hal tersebut, emiten produsen es krim PT Campina Ice Cream Industry Tbk (CAMP) menyampaikan kesiapan apabila pemerintah turut menggandeng perseroan untuk mendistribusikan vaksin covid-19.

"Saya belum menerima informasi resmi adanya penunjukan dari pemerintahan terkait. Namun demikian, seandainya diperlukan oleh pemerintah, tentunya manajemen akan mendukung,” ujar Corporate Secretary Campina Ice Cream Industry Sagita Melati kepada Liputan6.com, Rabu (20/1/2021).

Apabila nanti perseroan ikut dalam kerja sama distribusi vaksin COVID-19 tersebut, Sagita menegaskan pihaknya akan melakukan pertimbangan internal. Utamanya dari pihak manajemen terkait dengan aspek keamanan produk dan teknis lainnya. 

"(Perseroan) akan mendukung dengan pertimbangan internal dari pihak manajemen terkait keikutsertaan. Terutama aspek keamanan produk dan aspek teknis lainnya,” kata Sagita.

Sebelumnya, pemerintah telah menggandeng PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) sebagai salah satu distributor vaksin COVID-19. Presiden Direktur Unilever Indonesia, Ira Noviarti menyampaikan, perusahaan sudah bertemu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin terkait rencana distribusi vaksin dan pengalaman serta ekspertis yang dimiliki Unilever.

Vaksin COVID-19 produksi Sinovac yang digunakan pemerintah harus disimpan di tempat dengan suhu 2—8 derajat Celcius. Dengan bantuan distribusi rantai dingin milik UNVR, pemerintah pun bakal lebih mudah mengendalikan penyimpanan vaksin yang akan didistribusikan hingga ke 20.000 puskesmas se-Indonesia.

Gerak Saham Unilever dan Campina

Sentimen tersebut sempat membuat saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dan PT Campina Ice Cream Industry Tbk (CAMP) menguat pada perdagangan Selasa, 19 Januari 2021.

Saham CAMP sempat naik 8,33 persen ke posisi Rp 312 per saham. Saham CAMP sempat berada di level tertinggi 334 dan terendah 286 per saham. Total frekuensi perdagangan 6.750 kali dengan nilai transaksi Rp 15,8 miliar.

Sedangkan saham UNVR naik 1 persen ke posisi Rp 7.575 per saham. Total frekuensi perdagangan 48.740 kali dengan nilai transaksi Rp 868,3 miliar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

IHSG pada Sesi I 20 Januari 2021

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu kembali perkasa pada perdagangan saham Rabu, 20 Januari 2020. Penguatan IHSG didukung aksi beli investor asing.

Mengutip data RTI, IHSG melonjak 1,31 persen atau 82,97 poin ke posisi 6.404,82 pada penutupan sesi pertama. Indeks saham LQ45 menguat 2,06 persen ke posisi 1.009,43. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.

270 saham menghijau sehingga mendorong IHSG menguat. 205 saham melemah dan 133 saham diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG menguat ke posisi 6.334,51. Selama sesi pertama perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.415,80 dan terendah 6.299,39. Investor asing beli saham Rp 529,50 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah 14.067.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham barang konsumsi turun 0,36 persen. Sektor saham tambang naik 3,36 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Diikuti sektor saham industri dasar naik 2,08 persen dan sektor saham keuangan mendaki 1,73 persen.

Saham-saham cetak penguatan terbesar atau top gainers antara lain saham GLOB naik 34,45 persen ke posisi Rp 160 per saham, saham CANI melonjak 34,21 persen ke posisi Rp 204 per saham, saham IPCC mendaki 25 persen ke posisi Rp 675 per saham, saham DCII naik 24,76 persen ke posisi Rp 3.830 per saham, dan saham TFAS menguat 24,65 persen ke posisi Rp 354 per saham.

Sedangkan saham-saham yang merosot tajam atau top losers antara lain saham PLAN turun 8,08 persen ke posisi Rp 91 per saham, saham FIRE merosot 6,99 persen ke posisi Rp 1.065 per saham, saham SGER susut 6,94 persen ke posisi Rp 1.005 per saham, saham INAF turun 6,92 persen ke posisi Rp 4.570 per saham, dan saham KAEF tergelincir 6,92 persen ke posisi Rp 4.570 per saham.

Investor asing masih membeli saham bank pada sesi pertama perdagangan. Investor asing beli saham BMRI sebanyak Rp 235,5 miliar, saham BBRI sebanyak Rp 146,8 miliar, saham BBCA sebanyak Rp 37,9 miliar, saham MDKA sebanyak Rp 16,9 miliar, dan saham ASII sebanyak Rp 10,1 miliar.

Selain itu, investor asing melepas sejumlah saham antara lain saham HMSP sebanyak Rp 13,4 miliar, saham PWON sebanyak Rp 8,9 miliar, saham BFIN sebanyak Rp 8,2 miliar, saham MAPI sebanyak Rp 6,8 miliar, dan saham CPIN sebanyak Rp 5,4 miliar.

Bursa saham Asia sebagian besar menguat dipimpin IHSG. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,58 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,28 persen, dan indeks saham Shanghai menguat 0,19 persen.

Sementara itu, indeks saham Jepang Nikkei merosot 0,46 persen, indeks saham Thailand tergelincir 0,60 persen, indeks saham Singapura turun 0,06 persen dan indeks saham Taiwan merosot 0,64 persen.