Sukses

Hadapi Gugatan 1,1 Ton Emas, Bagaimana Prospek Saham Antam?

Pengamat Pasar Modal MNC Asset Manajemen Edwin Sebayang menuturkan, investor perlu memperhatikan beberapa hal untuk transaksi saham ANTM dalam jangka pendek.

Liputan6.com, Jakarta - Selama tiga sesi, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam mengalami penurunan cukup signifikan. Meski demikian, ANTM kembali berada di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham sesi pertama, Rabu (20/1/2021) walau sempat dibuka melemah.

Melihat hal ini, Pengamat Pasar Modal MNC Asset Manajemen Edwin Sebayang menuturkan, saham Antam masih berpeluang menguat untuk jangka panjang.

"Kalau long term sebetulnya masih oke. Dengan selesainya kasus ini, mereka ke depan akan mendapatkan bisnis yang lumayan besar, jadi masih baik," ujar dia kepada Liputan6.com, Selasa (20/1/2021).

Meski demikian, Edwin mengaku untuk jangka pendek, investor perlu memperhatikan beberapa hal. Terlebih, Antam akan melakukan banding terkait kasus dengan pengusaha asal Surabaya.

"Tergantung mereka untuk jangka pendek atau panjang. Kalau jangka pendek bisa trading jangan di simpan. Kalau long term bisa beli ketika harga mengalami penurunan," ujarnya.

Selain itu, Head of Research Mirae Asset, Hariyanto Wijaya mengatakan bila saham Antam masih menjadi top buy bersama INCO, INKP, ASII dan BBRI.

"Investor asing mencatatkan akumulasi beli bersih Rp115 miliar di ANTM dalam tiga hari terakhir. Kami perkirakan IHSG akan diperdagangkan bervariasi ke lebih tinggi hari ini," tutur Hariyanto.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Gerak Saham ANTM pada Sesi I Perdagangan 20 Januari 2021

Sebelumnya, setelah mengalami penurunan di tiga sesi terakhir, saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam melaju di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham sesi pertama, Rabu, 20 Januari 2021.

Saham ANTM dibuka melemah 170 poin ke posisi 2.540 per saham. Awal sesi perdagangan saham ANTM sempat berada di zona merah hingga akhirnya bangkit ke zona hijau. Saham ANTM naik 8,86 persen ke posisi 2.950 per saham pada penutupan sesi pertama.

Saham ANTM sempat berada di level tertinggi 2.950 dan terendah 2.530 per saham. Total frekuensi perdagangan 152.731 kali dengan nilai transaksi Rp 3,5 triliun. Investor asing beli saham ANTM Rp 169,8 miliar dan jual Rp 130,9 miliar.

Sebelumnya, saham ANTM terpantau turun hingga 6,8 persen pada penutupan Selasa 19 Januari 2021 di harga Rp2.710 per lembar saham. Dalam tiga sesi terakhir, saham ANTM harus mengalami koreksi berturut-turut. Pada 15 Januari 2021, saham terpantau mengalami penurunan 1,89 persen ke Rp3.120 per lembar saham.

Lalu pada 18 Januari 2021, saham ANTM anjlok 6,73 persen, sehingga berada di angka Rp2.910 per lembar saham. Sebelumnya, warga asal Surabaya, Budi Said memenangkan gugatan terhadap Antam pada 13 Januari 2021.

Oleh karena itu, Antam diwajibkan membayar kerugian senilai sekitar Rp817,4 miliar atau setara 1,1 ton emas. Gugatan ke PN Surabaya tersebut dilayangkan Budi Said karena mengklaim telah membayar pembelian emas batangan 24 karat Antam seberat 7.071 kilogram atau 7,071 ton, tetapi Budi Said mengaku hanya menerima emas Antam sebanyak 5,935 ton. Sedangkan selisihnya sebanyak 1,136 ton tidak pernah diterima Budi.