Liputan6.com, Jakarta - PT Waskita Karya Tbk (WSKT) siap  divestasi sejumlah jalan tol untuk membayar utang akibat investasi jangka panjang. Dalam pemaparannya, emiten dengan kode WSKT ini menegaskan terdapat 9 hingga 11 ruas tol yang akan dilego pada 2021.
Rencana divestasi sebenarnya sudah dilakukan sejak 2019. Namun, proses selama dua tahun harus ditunda karena pandemi Covid-19.
"Rencana kami itu 2019 ada 2 ruas, 2020 5 ruas, tapi karena tak terjadi, jadi kami rencanakan 2021. Mungkin ada 9 sampai 11 ruas tol target kami tahun ini. Potensial buyer itu sebenarnya sudah ada. Kami sudah tawarkan sudah ada peminatnya, dilakukan negosiasi, ada beberapa investor yang ingin melihat fisiknya, tapi karena tak bisa datang, ini tertunda," kata Direktur Utama Waskita Karya, Destiawan Soewardjono.
Advertisement
Baca Juga
Telah melakukan beragam cara, Destiawan mengaku bila penawaran langsung kepada pembeli maupun dengan penawaran terbuka (open bidding) sudah dilakukan pihaknya.
Apabila, hingga 2021 belum juga terjual, Waskita Karya siap menawarkan sejumlah jalan tol melalui Sovereign Wealth Fund (SWF) bernama Indonesia Investment Authority (INA).
"Kami berharap SWF ini bisa terbentuk sehingga kami bisa menawarkan melalui SWF untuk ruas ruas yang belum ada peminatnya, atau dalam proses transaksinya ini, kami berharap SWF bisa segara terbentuk. Menurut informasi akhir Februari sudah terbentuk," ujar dia.
Sebelumnya, Destiawan menyebut, dampak pandemi Covid-19 membuat kinerja perseroan menjadi terganggu guna menggaet investor maupun menawarkan hasil produknya. Menyusul terbatasnya pergerakan investor akibat ancaman pandemi COVID-19.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Waskita Incar Proyek Pemerintah pada 2021
Sebelumnya, PT Waskita Karya (Persero) Tbk menargetkan kontrak baru hingga Rp32 triliun. Angka tersebut meningkat jika dibandingkan tahun 2020.
"Kami menargetkan di tahun 2021, perolehan kontrak baru Rp31 hingga 32 triliun atau naik sekitar 20 persen dari realisasi tahun 2020 sebesar Rp27 trilun," kata Direktur Utama Waskita Karya, Destiawan Soewardjono, saat webinar bersama BRI Dana Sekuritas, Kamis, 21 Januari 2021.
Dalam pemaparannya, Destiawan optimis target yang akan dicapai tahun ini dapat tercapai. Proyek dari pemerintah merupakan sasaran utama pendapatan Waskita di tahun 2021. Selanjutnya terdapat proyek dari pihak BUMN.
"Dari mana saja kontrak itu, di sini bisa kita lihat, yang pertama dari pemerintah sebesar 32 persen, lalu dari BUMN sebesar 22 persen, swasta dalam negeri 23 persen, swasta luar negeri 7 persen dan pengembangan bisnis seperti investasi sebesar 15 persen," ujar Destiawan.
Sepanjang 2020, total nilai kontrak Waskita mencapai Rp66,65 triliun. Kontribusi terbesar datang dari proyek infrastruktur konektivitas karena mencapai Rp11,9 triliun.
Disusul, infrastruktur sumber daya air sebesar Rp 2,9 triliun, EPC dan industri Rp 8,6 triliun, serta proyek gedung sebesar Rp 3,7 triliun. Secara total, aset Waskita mencapai Rp115,63 triliun.Â
Advertisement