Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan pada perdagangan saham Jumat siang (22/1/2021). IHSG bahkan sempat turun dua persen.
Pada pukul 13.51 WIB, IHSG turun 1,96 persen ke posisi 6.289. Indeks saham LQ45 merosot 2,08 persen ke posisi 990. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.
Sebanyak 419 saham melemah sehingga menekan IHSG. 83 saham menguat dan 114 saham diam di tempat. Pada Jumat siang, IHSG bergerak di level tertinggi 6.428,49 dan terendah 6.283,31.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan saham 1.233.066 kali dengan volume perdagangan 13,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 12,8 triliun. Investor asing jual saham Rp 123,46 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah di kisaran 14.000.
10 sektor saham kompak tertekan. Sektor saham tambang turun 3,89 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur melemah 3,04 persen dan sektor saham konstruksi tergelincir 2,91 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas Nafan Aji menuturkan, IHSG melemah seiring kebijakan pemerintah dalam memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) memberikan sentimen negatif bagi pasar.
“Di sisi lain, kenaikan kasus COVID-19 juga memberikan sentimen negatif bagi pelaku pasar,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Dari global, ada proyeksi mengenai terkoreksinya kinerja PMI manufaktur maupun jasa negara Uni Eropa serta Amerika Serikat direspons negatif pasar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Gerak Saham
Saham-saham yang menguat tajam antara lain saham GLOB naik 25 persen ke posisi Rp 270 per saham, saham CANI mendaki 24,41 persen ke posisi Rp 316 per saham, dan saham INPC menguat 18,67 persen.
Sementara saham-saham yang melemah tajam antara lain saham PPGL merosot 9,8 persen ke posisi Rp 138 per saham, saham GHON turun 6,96 persen ke posisi Rp 1.730 per saham, dan saham DEAL susut 6,96 persen ke posisi Rp 147 per saham.
Advertisement
Aksi Investor Asing
Pada Jumat siang, investor asing melepas saham TLKM sebanyak Rp 111,2 miliar, saham CPIN sebanyak Rp 48,8 miliar, saham BFIN sebanyak Rp 46,1 miliar, saham BBNI sebanyak Rp 31,5 miliar, dan saham UNTR sebanyak Rp 19,2 miliar.
Selain itu, investor asing membeli sejumlah saham antara lain saham BBCA sebanyak Rp 145,9 miliar, saham BBRI sebanyak Rp 93,2 miliar, saham BMRI sebanyak Rp 87,3 miliar, saham INTP sebanyak Rp 37,8 miliar dan saham ASII sebanyak Rp 22,3 miliar.
Bursa Saham Asia Tertekan
Bursa saham Asia kompak tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 1,36 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,54 persen, indeks saham Jepang Nikkei turun 0,44 persen, indeks saham Thailand merosot 0,63 persen.
Selain itu, indeks saham Shanghai susut 0,35 persen, indeks saham Singapura merosot 0,83 persen dan indeks saham Taiwan turun 0,83 persen.
Advertisement