Sukses

Analis Prediksi Kinerja Saham Emiten BUMN Bakal Moncer Berkat SWF

Ada pembentukan sovereign wealth fund (SWF) atau lembaga pengelola investasi akan berdampak positif untuk saham BUMN.

Liputan6.com, Jakarta - Kinerja indeks saham BUMN20 atau IDX BUMN20 mampu naik hingga 8,49 persen secara year to date (ytd) pada 22 Januari 2021.Kenaikan tersebut menjadi yang tertinggi dibanding indeks lainnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sebagai pembanding, kinerja IDX BUMN20 mengalahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik 5,49 persen ytd dan indeks LQ45 yang menguat 6,06 persen secara year to date (ytd).

Sejumlah analis menyebutkan, penguatan ini salah satunya didorong oleh implementasi UU Cipta Kerja (Omnibus Law). Di antaranya melalui  pembentukan Lembaga Pengelola Investasi atau sovereign wealth fund (SWF) Indonesia.

"Prospek saham saham BUMN tahun ini dapat kita katakan cukup baik, khususnya di bidang konstruksi dan infrastruktur. Apalagi dengan adanya SWF ke depannya, tentu sektor ini merupakan salah satu sektor yang diandalkan,” ujar Direktur Research & Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus kepada Liputan6.com, ditulis Minggu, (24/1/2021).

Maximilianus menuturkan,multiplier effect dengan ada SWF ini akan mendorong kinerja saham emiten tersebut mengalami kenaikan. Namun demikian, investor tetap perlu untuk mencermati situasi dan kondisi pasar. Tingkat volatilitasnya masih dalam keadaan tinggi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Tidak Andalkan Utang

Sementara, Head Of Research Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi menuturkan, dengan dibentuknya SWF Indonesia, sumber dana terbesar perusahaan BUMN karya yang tadinya dari utang menjadi dana investasi langsung.

Pernyataan serupa juga dilontarkan Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta. Dia menuturkan, para pelaku pasar saat ini tengah menantikan implementasi dari UU sapu jagat itu.

"Kalau dana-dana ini masuk, emiten-emiten (BUMN) tidak perlu mengandalkan utang,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Di sisi lain, Nafan juga menyoroti implementasi insentif pajak dari pemerintah untuk sejumlah emiten, khususnya juga menerbitkan obligasi global.