Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menetapkan tingkat kupon 5,57 persen per tahun untuk instrumen obligasi negara ritel (ORI) seri ORI019 secara daring (e-SBN). Meski kupon yang ditawarkan 5,57 persen, ORI19 ini dinilai masih menjadi alternatif investasi di tengah pandemi COVID-19.
Analis PT Infovesta Utama, Wawan Hendrayana prediksi minat investor akan cukup tinggi untuk berinvestasi di ORI019.
Ia melihat ORI19 merupakan pilihan menarik dengan tingkat kupon 5,57 persen. “Untuk ORI19 pilihan yang menarik 5,57 persen. Dengan net setelah pajak 4,7 persen, ini masih lebih tinggi dari BI 7DRRR 3,75 persen,” ujar Wawan saat dihubungi Liputan6.com lewat pesan singkat, Senin (25/1/2021).
Advertisement
Baca Juga
Wawan menambahkan, faktor membuat ORI019 menarik lantaran kemungkinan suku bunga acuan hampir tidak ada pada 2021. Bahkan suku bunga acuan diperkirakan turun satu kali menjadi 3,5 persen. Dengan demikian, menurut Wawan, ORI19 menjadi pilihan yang aman.
"Rate deposito juga rendah, pilihan masyarakat untuk investasi aman jangka pendek menengah ORI. Saya prediksi minat investor akan cukup tinggi,” kata Wawan.
Hal senada dikatakan pengamat pasar modal Siswa Rizali. Siswa menuturkan, ORI memberikan premium kupon atau diskon harga atas surat utang negara (SUN) yang ada di pasar.
“Saat ini yield SUN-3 tahun, sekitar 5,25 persen, jadi ORI19 ini ada premium sekitar 0,30 persen,dibandingkan deposito, saat ini juga sangat rendah,” ujar Siswa saat dihubungi Liputan6.com
Ia menambahkan, deposito bank besar juga empat persen, sedangkan bank pembangunan daerah (BPD) sekitar 5,5 persen. Dengan melihat kondisi tersebut, ORI19 secara umum cukup menarik.
"Inflasi sangat rendah, sekitar 1,7 persen, maka ORI19 ini masih memberikan imbal hasil riil sebesar 3,9 persen. Memang secara historis, bunga saat ini rendah,” kata Siswa.
Siswa menuturkan, bunga rendah seiring injeksi likuiditas global sangat luar biasa sehingga persediaan dana besar. Di sisi lain, ekonomi lesu sehingga permintaan dana rendah.
"Quantative easing yang dijalankan Bank Indonesia juga tidak menimbulkan gejolak nilai tukar atau inflasi. Dengan demikian investor jadi confident dengan stabilitas perbankan. Maka suku bunga menjadi sangat rendah dan stabil,” kata dia.
Oleh karena itu, Siswa menuturkan, pilihan bagi investor konservatif menjadi terbatas pada ORI19. “Secara historis imbal hasil rendah, meski masih premium terhadap SUN dan deposito,” kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kupon ORI19 Ditetapkan 5,57 Persen
Sebelumnya, Pemerintah menetapkan tingkat kupon 5,57 persen per tahun untuk instrumen obligasi negara ritel (ORI) seri ORI019 secara daring (e-SBN) kepada masyarakat.
Masa penawaran ORI019 berlaku sejak 25 Januari-18 Februari 2021. Penerbitan ORI 019 memiliki tenor tiga tahun dengan tanggal jatuh tempo 15 Februari 2024. Masyarakat dapat membeli obligasi ritel dengan minimum pemesanan Rp 1 juta dan maksimum pemesanan Rp 3 miliar.
Pemesanan dapat dilakukan masyarakat melalui mitra distribusi secara daring melalui empat tahap antara lain pendaftaran, pemesanan, pembayaran dan penyelesaian atau konfirmasi. Penetapan hasil penjualan berlangsung pada 22 Februari 2021. Setelmen dilaksanakan pada 24 Februari 2021. Demikian mengutip Antara, Sabtu, (23/1/2021).
ORI19 merupakan obligasi negara tanpa warkat. Artinya ORI19 dapat diperdagangkan di pasar sekunder dan hanya melibatkan investor domestik yang mengacu pada digit ketiga kode nomor tunggal identitas pemodal (single investor identifikation/SID). Sebelum beredar di pasar sekunder, ORI19 akan melewati holding period setidaknya satu kali periode pembayaran kupon. Holding period adalah masa ketika ketika investor ORI19 belum boleh memindahkan kepemilikan ORI-nya.
Pada ORI19, investor akan memperoleh pembayaran kupon setiap tanggal 15. Kupon perdana akan dibayarkan pada 15 April.
Pemerintah telah menunjuk 26 mitra distribusi untuk transaksi ORI 19 ini antara lain 16 bank umum, empat perusahaan efek, tiga perusahaan efek khusus dan tiga perusahaan teknologi berbasis finansial peer-to-peer lending.
Sebanyak 16 bank umum tersebut antara lain Bank Central Asia, Bank Negara Indonesia, Bank Permata, Bank Rakyat Indonesia, Bank Tabungan Negara, Maybank Indonesia dan Bank CIMB Niaga.
Kemudian, Bank Mandiri, Bank OCBC NISP, Bank Panin, Bank DBS Indonesia, Bank HSBC Indonesia, Bank UOB Indonesia, Bank Commonwealth, Bank Danamon Indonesia dan Bank Victoria International.
Sebanyak empat perusahaan efek antara lain Trimegah Sekuritas Indonesia, Danareksa Sekuritas, Bahana Sekuritas, dan Mandiri Sekuritas.
Selain itu tiga perusahaan efek khusus adalah Bareksa Portal Investasi, Star Mercato Capitale (Tanamduit) dan Nusantara Sejahtera Investama (Invisee). Kemudian ada tiga perusahaan tekfin yaitu Investree Radhika Jaya (Investree), Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku) dan Lunaria Annua Teknologi (Koinworks).
Advertisement
SBN Ritel Perdana pada 2021
Penerbitan ORI019 merupakan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) ritel perdana yang ditawarkan kepada masyarakat pada 2021.
Selain ORI019, pemerintah berencana menerbitkan SR014 pada Februari, SWR002 pada April, SBR010 pada Juni, SR015 pada Agustus, ORI020 pada September dan ST008 pada November.
Sebelumnya, total dari penerbitan tujuh SBN ritel di 2020 yaitu SBR009, SR012, ORI017, SR013, ORI018, ST007 dan Cash Waqf SWR001, pemerintah telah menyerap jumlah dana sebanyak Rp76,93 triliun.