Sukses

Kasus COVID-19 hingga Stimulus AS Bikin Bursa Saham Asia Lesu

Sebagian besar bursa saham Asia melemah. Di Jepang, indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,38 persen pada awal perdagangan. Indeks saham Topix susut 0,27 persen.

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia melemah pada perdagangan saham Selasa pekan ini di tengah bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street yang beragam.

Di Jepang, indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,38 persen pada awal perdagangan. Indeks saham Topix susut 0,27 persen.

Risalah dari pertemuan kebijakan bank sentral Jepang pada Desember 2020 menunjukkan para anggota setuju kalau bank sentral tidak akan ragu untuk mengambil langkah-langkah pelonggaran tambahan jika perlu. Hal ini seiring perkembangan dampak COVID-19.

“Berdasarkan ini, sebagian besar anggota berbagi pandangan untuk suku bunga jangka pendek dan panjang diharapkan akan tetap pada tingkat saat ini atau lebih rendah,” dikutip dari risalah itu, dilansir dari CNBC, Selasa (26/1/2021).

Selain itu, indeks saham Korea Selatan Kospi juga melemah 0,32 persen. Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang susut 0,06 persen. Bursa saham Australia dan India libur pada Selasa pekan ini.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Saham Pemasok Apple Menguat

Pada perdagangan Selasa pagi, saham pemasok Apple di Asia naik setelah saham Apple menguat ke level tertinggi sepanjang masa. Di Jepang, saham Taiyo Yuden naik 1,16 persen. Sementara itu, saham Murata Manufacturing naik 1,13 persen. Saham LG Display di Korea Selatan melonjak 2,97 persen.

Bursa saham Asia cenderung lesu ini di tengah kekhawatiran lonjakan kasus COVID-19 dan stimulus paket COVID-19 dari Amerika Serikat. 

"Pertanyaan langsung sekarang adalah kapan bantuan stimulus akan disetujui dan berapa jumlahnya,” ujar Chief Equity Strategist MAI Capital Management, seperti dilansir dari nasdaq.com

Terkait COVID-19, Moderna mengatakan kalau sedang mempercepat pekerjaan untuk memperkuat vaksin COVID-19 sehingga dapat menghadapi varian baru COVID-19 yang ditemukan di Afrika Selatan.

Peneliti perseroan menuturkan, vaksin yang dikembangkan dapat bekerja melawan dua jenis virus COVID-19 yang sangat mudah menular yang ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan meski tampaknya kurang efektif untuk melawan di Afrika Selatan.