Sukses

Sri Rejeki Isman Tunda Penerbitan Obligasi Global, Kenapa?

PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) resmi menunda rencana penerbitan surat utang global.

Liputan6.com, Jakarta - PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) resmi menunda rencana penerbitan surat utang global atau obligasi global. Hal itu disampaikan melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Surat yang ditujukan kepada Otoritas Jasa Keuangan tersebut menjadi pernyataan resmi perseroan terkait surat No. 002/Cos/I/2021/SRIL dan 003/Cos/I/2021/SRIL tertanggal 11 Januari 2021.

"Dalam memenui ketentuan peraturan OJK No. 31/POJK.04.2015 tentang Keterbukaan atas informasi atau Fakta Material oleh Emiten atau Perusahaan Publik, dengan ini kami menyampaikan bahwa Perseroan memutuskan untuk menunda surat utang baru dalam demominasi mata uang Dolar Amerika Serikat yang akan ditawarkan kepada investpr di luar wilayah Republik Indonesia," tulis surat yang ditandatangani Diretur Keuangan PT Sri Rejeki Isman, Allan Moran Severina.

Alasan utama perseroan akhirnya menunda obligasi karena keadaan pasar saat ini dinilai belum cukup mendukung.

Sebelumnya, PT Sri Rejeki Isman Tbk berencana menerbitkan obligasi global hingga USD 325 juta dengan jaminan PT Sinar Pantja Djaja, PT Bitratex Industries, dan PT Primayudha, dan PT Primayudha Mandirijaya, yang merupakan anak usaha perseroan.Obligasi itu akan ditawarkan kepada investor di luar wilayah Indonesia.

Penawaran itu bukan termasuk kepada suatu penawaran umum di Indonesia berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal.

Selain itu juga bukan merupakan penawaran terbatas berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 30/POJK.04/2019 tentang penerbitan efek bersifat utang dan sukuk yang dilakukan tanpa penawaran umum.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Bakal Terbitkan Obligasi

PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) akan menerbitkan surat utang atau obligasi berdenominasi dolar AS sebanyak-banyaknya USD 325 juta atau sekitar Rp 4,59 triliun (USD 1=Rp14.150).

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 11 Januari 2021, obligasi global perusahaan disebut Sritex tersebut akan dijamin oleh PT Sinar Pantja Djaja, PT Bitratex Industries, dan PT Primayudha, dan PT Primayudha Mandirijaya, yang merupakan anak usaha perseroan.

Obligasi itu akan ditawarkan kepada investor di luar wilayah Indonesia. Penawaran itu bukan termasuk kepada suatu penawaran umum di Indonesia berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal.

Selain itu juga bukan merupakan penawaran terbatas berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 30/POJK.04/2019 tentang penerbitan efek bersifat utang dan sukuk yang dilakukan tanpa penawaran umum.Obligasi itu akan didaftarkan di Bursa Efek Singapura.

Hingga September 2020, penjualan tumbuh 1,34 persen menjadi USD 907,11 juta dari periode sama tahun sebelumnya USD 895,07 juta.Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 103,93 persen menjadi USD 70,89 juta hingga September 2020 dari periode sama tahun sebelumnya USD 34,76 juta. Perseroan kantongi kas dan setara kas USD 158,65 juta pada 30 September 2020.

 

Â