Liputan6.com, Jakarta - Sepanjang 2021, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk optimistis mampu mengalami peningkatan 40 persen secara tonase. Hal ini tak terlepas dari beberapa kerja sama yang telah terjalin.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim menyebut, emiten berkode KRAS tersebut optimistis karena komitmen dengan pihak Eropa sudah terjalin.
"Tahun ini saya sudah dapat komitmen dari Eropa, kita bulan Maret dengan harga yang cukup bagus. Ini karena di pasar internasional, suplai beberapa pabrik sudah tutup dan untuk membuatnya aktif kembali membutuhkan proses," ujar dia saat webinar dengan BRI Danareksa Sekuritas, Kamis (28/1/2021).
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya itu, pandemi yang terjadi di beberapa negara juga menjadi hambatan karena para pekerja yang positif COVID-19 dan membutuhkan waktu untuk pemulihan.
"Personel yang kena Covid itu terjadi di beberapa negara, sehingga untuk mengaktifkannya kembali mereka tidak mau ambil risiko sehingga hanya bisa dilakukan beberapa pabrik," ujarnya.
Alasan lain yang membuat pihaknya optimistis ialah pemulihan ekonomi yang akan terjadi 2021. Jika tiga bulan pada tahun lalu penurunan terjadi, Silmy optimistis pihaknya bisa mencapai target karena pemulihan yang terjadi pada 2021.
"Hal kedua itu adalah, tahun lalu hilang 3 bulan saja kita bisa tumbuh, kalau tahun ini normal, saya yakin tak akan seperti kuartal dua tahun 2020. Maka saya otomatis mendapatkan 20 persen penjualan tambahan, 10 persen dari ekspor dan 10 persen dari subsitusi impor, jadi 40 persen adalah angka yang sesuai," tuturnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Dua Anak Usaha Krakatau Steel Bakal IPO
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. terus mengkaji dua anak usahanya untuk melantai di Bursa Efek Indonesia, yakni PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) dan PT Krakatau Tirta Industri (KTI).
"Ada dua tahun ini, calon kuatnya yaitu KTI atau Krakatau Bandar Samudera," kata Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim saat webinar dengan BRI Danareksa Sekuritas, Kamis, 28 Januari 2021.
Saat disinggung anak usaha mana yang akan lebih dulu initial public offering (IPO), perseroan dengan kode KRAS ini menyebut KTI kemungkinan besar akan melantai pada 2021.
"Yang sudah lebih dulu diskusi dengan kementrian BUMN adalah KTI. Jadi minggu lalu kita ada diskusi walaupun sangat singkat dan belum mengerucut arahnya, tapi KTI duluan," ujarnya.
Selain itu Silmy menegaskan KTI merupakan anak usaha yang paling siap saat ini. "Menurut saya KTI sangat sangat siap untuk IPO. KBS juga siap tapi KTI lebih menarik karena profitabilitynya sangat baik," ujar dia.
Silmy juga menyebut, KBS akan melakukan akusisi secara internal. Hal itu membuat KTI memiliki peluang lebih besar untuk IPO pada 2021.
"KBS masih akan ada akusisi di internal, jadi memang itu sekaligus sebagai kesiapan. Tapi tak menutup kemungkinan KBS di tahun 2021. Cuma yang kita dorong saaat ini KTI," ujar dia. Â
Advertisement