Liputan6.com, Jakarta - Jumlah investor pasar modal meningkat di Indonesia. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per 30 Desember 2020, jumlah investor pasar modal mencapai 3,88 juta.
Jumlah ini meningkat sebesar 56,45 persen dibandingkan 2019 yang jumlahnya mencapai 2,48 juta. Peningkatan jumlah investor saat pandemi COVID-19 didominasi oleh investor domestik yang berumur di bawah 30 tahun atau generasi milenial.
Meningkatnya investor pemula saat ini tak terlepas dari pandemi COVID-19 yang terjadi secara global. Hal itu diungkapkan Pengamat Pasar Modal dan Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee. Saat berbincang dengan Liputan6.com, Ia menyebut sedikitnya terdapat empat faktor utama investor pemula meningkat saat ini.
Advertisement
Baca Juga
"Pertama orang di rumah terus sejak pandemi, aktivitas enggak banyak jadi cukup banyak waktu, sehingga mereka mencari pendapatan baru, dan tingkat kesadaran akan investasi meningkat," ujar dia.
Pergerakan bisnis yang melambat menjadi alasan lain meningkatnya investor di pasar modal. Hal itu tak terlepas dari modal yang tak digunakan. Â
"Kedua, orang sebagian aktivitas bisnisnya melambat di rumah, sehingga uang yang harusnya dipakai bisnis, pakai konsumsi uangnya lebih dipakai untuk investasi," tuturnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Suku Bunga Rendah
Selanjutnya, suku bunga yang rendah pada bank juga membuat masyarakat menarik diri untuk menanam uang yang dimiliki. Mereka memilih untuk mencari investasi lain.
"Masyarakat tak banyak aktivitas bisnis, jadi banyak menabung. Karena suku bunga bank rendah, sehingga uangnya ditarik di masukin untuk investasi," ujarnya.
Banyaknya publik figur yang memberikan pengalaman investasi di media sosial juga menarik banyak masyarakat untuk mencoba peruntungannya di sini.
"Keempat, banyak sekali influencer tokoh orang yang sharing di media sosial terkait saham, sehingga memancing orang yang tadinya tidak terlalu paham dan mulai mempelajari hal tersebut," ungkap Hans.
Advertisement