Liputan6.com, Jakarta - Menjadi salah satu sektor yang terimbas pandemi COVID-19, PT Intiland Development Tbk (DILD) mengaku harus memperbaiki dua hal agar mampu bertahan.
"Ada dua yang perlu kita perbaiki di masa COVID-19 ini, yakni masalah restrukturisasi dengan pihak bank, jadi kita juga harus antisipasi untuk cash flow," kata Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Development Archied Noto Pradono, ditulis Minggu, (31/1/2021).
Selain itu, Archied mengaku pihaknya harus lebih berhemat karena kebutuhan dana dari pihak ekternal saat pandemi mengalami pengurangan.
Advertisement
Baca Juga
"Jadi kami perlu berhemat, supaya kita punya cadangan waktu untuk modal kerja, karena kita berpikir kalau ada Covid ini kebutuhan dana dari pihak eksternal akan berkurang," tutur dia.
Terkait proyek tahun lalu, perusahaan di sektor properti ini menegaskan pihaknya harus menunda beberapa pekerjaan karena imbas pandemi COVID-19.
"Untuk project memang di tahun lalu, ada beberapa yang kita hold, terutama high rise, apartemen kita hold, jadi kita mempersiapkan land agak banyak di tahun 2021," ujarnya.
Archied juga menyebut proyek yang banyak dilakukan pada 2021 berada di segmen rumah tapak. "Kebanyakan proyek landed," kata dia.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Penjualan Belum Capai Target
Terkena imbas pandemi COVID-19, PT Intiland Development Tbk. (DILD) mengaku penjualan yang dicapai tak sesuai target yang ditetapkan. Berada di sektor properti, perusahaan awalnya menargetkan pendapatan mencapai Rp2,5 trilun. Namun, pencapaian yang dihasilkan tak menyentuh setengah target tersebut.
"Jadi selama covid ini penjualan kita turun dari target yang Rp2,5 triliun menjadi sekitar Rp900 (miliar)," kata Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland Development Archied Noto Pradono, Sabtu, 30 Januari 2021.
Dalam penjelasannya, Archied mengaku produk yang berada di high rise atau gedung perkantoran mengalami penurunan cukup besar.
"Karena memang banyak produk kita yang high rase terutama pada perkantoran, penjualan inventori saya rasa drop cukup banyak. Sedangkan untuk landed, saya rasa untuk beberapa projek di semester kedua berjalan dengan baik," ujar dia.
Tak hanya itu, tahun ini Archied mengaku ingin menurunkan separuh hutang yang dimiliki perusahaan. "Hutang kita sebenarnya Rp5 triliun, mau kita turunin sampai separuhnya, mungkin di kisaran Rp2,5 triliun sampai Rp3 triliun," tutur dia.
Advertisement