Sukses

Data Manufaktur China Melambat, Bursa Saham Asia Beragam

Bursa saham Asia bergerak beragam seiring rilis data ekonomi China.

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan saham Senin pagi seiring data ekonomi yang dirilis selama akhir pekan. Data ekonomi menunjukkan aktivitas manufaktur di China tumbuh meski lambat pada Januari 2021.

Di Jepang, indeks saham Nikkei 225 naik satu persen. Sementara itu, indeks Topix menguat 0,9 persen dan indeks saham Korea Selatan Kospi menguat tipis 0,42 persen.

Di Australia, indeks saham ASX merosot 0,5 persen. Di bursa saham Australia, saham-saham tambang melonjak. Saham Argent Minerals naik lebih dari 25 persen, saham Adriatic Metals melompat 14,75 persen. Harga perak naik lebih dari 6,5 persen menjadi USD 28,66 per ounce. Demikian dilansir dari CNBC, Senin (1/2/2021).

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 0,14 persen lebih rendah. Indeks purchasing managers (PMI) China berada di posisi 51,3 pada Januari 2021.

Sebagai perbandingan, indeks purchasing manufacturing di posisi 51,9 persen pada Desember dan tetap di atas leel 50. Ini mengindikasikan pertumbuhan. Sedangkan kalau data PMI di bawah level itu menandakan kontraksi. Analis perkirakan angka PMI pada Januari berada di posisi 51,6.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Menanti Data Ekonomi China

Ke depan, survei aktivitas manufaktur China pada Januari akan dirilis. Indeks dolar AS berada di posisi 90,61 setelah sempat ke level 90,3.

Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 104,70 per dolar AS setelah melemah pada pekan lalu. Harga minyak Brent di Asia turun 0,11 persen menjadi USD 54,98 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka AS merosot 0,29 persen menjadi USD 52,05 per barel.