Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) ikut buka suara terkait maraknya fenomena influencer saham dan pertumbuhan investor ritel saham.
Lantaran tak sedikit yang akhirnya terjun ke pasar modal hanya karena hype atau sedang populer. Bahkan, ada nekat menggunakan ‘uang panas’, seperti dari pinjaman online (pinjol) untuk trading. Alasannya, tentu tergiur iming-iming imbal hasil yang besar dan instan. Sehingga harapannya bisa segera balik modal.
"Kami melihat hal ini sebagai fenomena yang tidak baik, dan kami selalu mengingatkan kepada masyarakat, para investor, bahwa berinvestasi saham, selain berpotensi memberikan keuntungan yang baik, juga mengandung risiko kerugian,” kata Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Hasan Fawzi kepada wartawan.
Advertisement
Untuk itu, BEI mendorong para investor untuk terus belajar dan meningkatkan pemahamannya dalam berinvestasi saham. BEI bahkan telah menyediakan berbagai program dan sarana untuk edukasi masyarakat dan juga para investor. Di antaranya ada kegiatan Sekolah Pasar Modal, Webinar, Workshop, dan melalui media sosial BEI.
"Silahkan untuk memanfaatkan program dan sarana edukasi ini, ataupun program edukasi yang dilakukan oleh para Anggota Bursa. Saat ini sebetulnya sudah sangat banyak program edukasi yang baik dalam berinvestasi saham ini, yang dapat diakses secara mudah oleh masyarakat dan para investor kita,” ujar Hasan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Jumlah Investor Pasar Modal Meningkat
Sepanjang 2020 jumlah investor di Pasar Modal Indonesia yang terdiri atas investor saham, obligasi, maupun reksa dana, meningkat sebesar 56 persen mencapai 3,87 juta Single Investor Identification (SID).
Kenaikan investor ini empat kali lipat lebih tinggi sejak 2016 dari 894 ribu investor. Selain itu, investor saham juga naik sebesar 53 persen menjadi sejumlah 1,68 juta SID.
Kemudian, jika dilihat dari jumlah investor aktif harian, hingga 29 Desember 2020 terdapat 94 ribu investor atau naik 73 persen dibandingkan akhir tahun lalu.
“Peningkatan jumlah investor serta aktivitas transaksi investor harian tentu merupakan hasil upaya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Self-Regulatory Organization (SRO) dalam mengedepankan sosialisasi dan edukasi terkait investasi di pasar modal kepada masyarakat,” tulis manajemen BEI seperti dikutip, Rabu, 3 Fenruari 2021.
Seiring dengan meningkatnya partisipasi investor ritel domestik, rekor transaksi perdagangan baru berhasil dicapai pada 2020. Yaitu frekuensi transaksi harian saham tertinggi pada 22 Desember 2020 sebanyak 1.697.537 transaksi.
Advertisement