Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengatakan, saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), menjadi salah satu pilihan yang menarik untuk menginvestasikan dana. Bank hasil merger tiga bank BUMN terbesar di Indonesia tersebut dinilai memiliki fundamental yang kuat.
"Penggabungan ini menjadikan Bank Syariah Indonesia Tbk menjadi bank syariah terkuat. Dengan pembentukan ini, Bank Indonesia Syariah akan menjadi pilihan saham menarik," ujar Inarno dalam acara perkenalan Bank Syariah Indonesia, Jakarta, Kamis (4/2).
Baca Juga
Inarno melanjutkan, penggabungan bank syariah antara Bank Mandiri Syariah, BRI Syariah dan BNI Syariah menjadi Bank Indonesia Syariah akan memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap keuangan syariah. Hal ini juga mendorong kemajuan keuangan syariah.
Advertisement
"Pembentukan ini memberikan harapan besar dalam mendorong kemajuan dan keuangan syariah," ujar dia.
Secara khusus, Inarno menambahkan, Bursa Efek Indonesia menyambut baik penggabungan perbankan syariah nasional.
"PT Bank Syariah Indonesia Tbk, merupakan hasil merger Mandiri Syariah, BRI Syariah dan BNI Syariah. BEI menyambut baik penggabungan ini," tandasnya.
Reporter: Anggun P Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Melihat Isi Bank Syariah Indonesia
Sebelumnya, Pemerintah tengah berupaya meningkatkan kesadaran (awareness) kepada pelaku pasar modal akan hadirnya PT Bank Syariah Indonesia (BSI).
Bank hasil penggabungan tiga Bank BUMN ini sebelumnya telah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 1 Februari 2021 dengan kode emiten BRIS.
PT BRIsyariah Tbk resmi berganti nama menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk pada 1 Februari 2021. Bank ini sebagai penerima hasil penggabungan tiga bank BUMN.
Meski berganti nama, perseroan tetap memakai kode saham emiten BRIS. Selain itu, pemerintah pun berupaya meningkatkan kesadaran kepada pelaku pasar modal dengan hadirnya PT Bank Syariah Indonesia Tbk.
Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk, Hery Gunardi menerangkan, sebagai hasil bank penggabungan, per Desember 2020 yang lalu BSI memiliki total aset sebesar Rp 240 triliun. Kemudian total pembiayaan sebesar Rp 157, total dana pihak ketiga (DPK) mencapai sebesar Rp 210 Triliun. Serta total modal inti sebesar Rp 22,60 triliun.
“Bank Syariah Indonesia juga memiliki lebih dari 1.200 kantor cabang yang tersebar di Indonesia dan kurang lebih 20 ribu karyawan,” tutur dia dalam acara Debut PT Bank Syariah Indonesia Tbk, Kamis, 4 Januari 2021.
Dalam laporannya, Hery menyebutkan harga saham BRIS pada saat IPO itu sebesar Rp 510. Sedangkan per 3 Februari 2021, harga saham BRIS mencapai Rp 2.750. “Artinya harga saham BRIS naik sekitar lima kali lipat dibandingkan dengan posisi saat IPO,” kata dia.
Selain itu, kapitalisasi pasar BRIS pada saat IPO hanya sebesar Rp 4,96 triliun. Sementara per 3 Februari 2021 naik puluhan kali lipat mencapai Rp 112,8 triliun.
“Melihat kinerja saham BRIS yang positif di tengah pandemi, kami berharap BRIS dapat menjadi Primadona di Bursa serta dapat masuk ke dalam indeks IDX30. Selain itu kami berharap kinerja ini semakin mendorong dan menginspirasi sektor keuangan dan perusahaan keuangan syariah tentunya untuk melantai di Bursa,” tutur Hery.
Advertisement