Liputan6.com, Jakarta - Menjaga transparansi dan good governance, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan, terdapat 8 hingga 12 perusahaan BUMN yang akan masuk ke pasar modal melalui initial public offering (IPO) atau penawaran saham perdana pada 2021-2023.
Menanggapi hal ini, Pengamat Pasar Modal MNC Asset Manajemen Edwin Sebayang mengatakan, terdapat beberapa sektor menarik yang belum disasar BUMN di pasar modal.
"Salah satunya perkebunan, karena kalau konstruksi sudah banyak, infrastruktur juga sudah ada. Yang belum ada itu perkebunan," ujar dia kepada Liputan6.com, Jumat (5/2/2021).
Advertisement
Baca Juga
Edwin menegaskan, market bisa saja jenuh bila pilihan yang diberikan berada di sektor yang sudah ada saat ini. Selain sektor perkebunan yang menarik untuk IPO, Ia juga mengaku, bila Pegadaian juga memiliki peluang sangat baik karena kinerja sangat bagus mampu menarik untuk investor.
"Tapi kalau yang sudah ada, sama sama lagi, properti konstruksi itu sudah agak jenuh untuk market, mereka butuh sesuatu yang baru dan segar serta punya kinerja fundametal yang bagus," ujarnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
2021, Tepat untuk IPO?
Saat disinggung 2021 menjadi waktu yang tepat untuk melakukan IPO di pasar modal, Edwin tak menampik kenaikan ekonomi yang sedang berlangsung menjadi peluang utama.
"Iya kalau memang kinerja mereka bagus dan prospeknya bagus, ini perlu dicatat dan digaris bawahi juga. Sebenarnya setiap tahun menarik untuk IPO, tahun ini memang kita baru reborn dan market baru kembali tumbuh itu yang membuat menarik, tepat sih waktunya," tuturnya.
Karena merupakan BUMN, Edwin tak menampik terdapat sejumlah tantangan yang harus dihadapi, salah satunya birokrasi yang cukup rumit.
"Tantangan dari internal sendiri, karena setahu saya mereka harus banyak melalui meja meja dan sangat birokratif sekali sebelum IPO. Karena prosesnya panjang, jangan sampai karena masalah birokrasi tersebut ya momentum hilang," ujar dia.
Advertisement