Sukses

Sucorinvest Asset Management Hentikan Sementara Pembelian Dua Produk Reksa Dana

PT Sucorinvest Asset Management memberhentikan sementara pembelian untuk dua produk reksa dana yang dikelolanya.

Liputan6.com, Jakarta - PT Sucorinvest Asset Management memberhentikan sementara pembelian unit penyertaan terhadap dua produk reksa dana yang dikelola. Dua produk itu antara lain Sucorinvest Money Market Fund dan Sucorinvest Citra Dana Berimbang.

Demikian mengutip dari surat edaran kepada agen penjual reksa dana Sucorinvest yang diteken oleh Direktur Utama PT Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana pada Jumat, 5 Februari 2021.

Dalam surat edaran itu menyebutkan kalau seluruh kegiatan operasional untuk produk Sucorinvest lainnya tetap berjalan seperti biasa. Sementara untuk kedua produk yang disebutkan di atas, transaksi pembelian unit belum dapat dilakukan hingga pemberitahuan tertulisnya.

“Akan tetapi, nasabah bisa tetap melakukan proses penjualan atau redemption seperti biasa. Hal ini tentunya menunjukkan bahwa Sucorinvest Asset Management tetap pada komitmen kami untuk melayani nasabah,” dikutip dari surat edaran tersebut.

Adapun untuk alternatif investasi, nasabah untuk sementara dapat melakukan subscription ke produk dengan kelas aset yang sama yaitu Sucorinvest Sharia Money Market Fund, Sucorinvest Flexi Fund dan Sucorinvest Anak Pintar.

“Demikian informasi yang dapat kami sampaikan saat ini, dan kami akan terus memonitor perkembangan mengenal hal ini,”.

Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Sucorinvest Asset Management memiliki 39 produk reksa dana.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

APRDI Optimistis Kinerja Reksa Dana Positif

Sebelumnya, Ketua Presidium Dewan Asosiasi Pelaku Reksa Dana dan Investasi Indonesia (APRDI) Prihatmo Hari Mulyanto optimistis kinerja reksa dana akan tumbuh positif pada 2021.

Dia menuturkan, jika dalam keadaan pandemi COVID-19 selama 2020 saja mampu menorehkan pertumbuhan, kinerja reksa dana mesti bisa jauh melesat pada 2021. Begitu pula dengan kondisi saham, yang dinilainya sebagai salah satu sinyal pemulihan ekonomi nasional.

“Kalau kita lihat dari sisi saham, saham terkait erat dengan pemulihan ekonomi. ekonominya bagus, sahamnya juga akan di cover. Kemarin Januari sudah ada pertumbuhan IHSG cepat sekali naiknya,” kata Prihatmo dalam kesempatan yang sama.

Selain itu, dari sisi pendapatan tetap juga akan tumbuh. Hal ini merujuk pada keputusan pemerintah untuk mempertahankan suku bunga pada level rendah. Sehingga investor akan mencari alternatif investasi yang bisa memberikan imbal hasil yang bagus.