Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menguat hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham Selasa (9/2/2021).
Mengutip data RTI, saham Garuda Indonesia naik 2,38 persen ke posisi Rp 344 per saham hingga penutupan sesi pertama. Saham GIAA sempat berada di level tertinggi Rp 360 dan terendah Rp 334 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 6.149 kali dengan nilai transaksi Rp 26,9 miliar.
Investor asing beli saham GIAA sebanyak Rp 2,7 miliar dan jual Rp 2,6 miliar. Sedangkan investor domestik beli saham GIAA sebanyak Rp 24,2 miliar dan jual Rp 24,3 miliar.
Advertisement
Pada pembukaan perdagangan sesi kedua pukul 13.37 WIB, saham GIAA naik tipis 0,18 persen ke posisi 6.220 per saham.
Pada penutupan sesi pertama, IHSG naik 15,22 poin atau 0,25 persen ke posisi 6.224,08. Sebanyak 197 saham menguat sehingga IHSG mampu bertahan di zona hijau. 265 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. 163 saham diam di tempat. Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 6.286,29 dan terendah 6.194,94. Total frekuensi perdagangan saham 1.103.458 kali dengan nilai transaksi Rp 12,2 miliar.
Saham Garuda Indonesia menguat di tengah kabar perseroan menyelesaikan proses pencairan dana hasil penerbitan obligasi wajib konversi (OWK) sebesar Rp 1 triliun.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Upaya Pemulihan Kinerja
Pencairan dana hasil penerbitan OWK tersebut mengacu pada perjanjian penerbitan OWK pada akhir tahun 2020 yang telah disepakati antara Garuda Indonesia dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) selaku pelaksana investasi dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI dalam rangka implementasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
"Dana hasil penerbitan OWK sebesar Rp1 triliun yang telah kami selesaikan proses pencairannya pada pertengahan kuartal 1 tahun ini, tentunya menjadi momentum tersendiri bagi Garuda Indonesia untuk terus memperkuat upaya pemulihan kinerja sejalan dengan kinerja fundamental operasional Perusahaan yang secara konsisten terus menunjukan pertumbuhan yang positif,” ujar Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk, Irfan Setiaputra.
Pencairan dana hasil penerbitan OWK ini telah memperhitungkan kebutuhan modal kerja Perusahaan dalam jangka pendek dan menengah yang tentunya kami lakukan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian serta aspek compliance terhadap ketentuan Good Corporate Governance (GCG), sehingga penggunaan dana hasil OWK ini dapat berjalan tepat guna sesuai kebutuhan Perusahaan.
Seperti yang disepakati bersama stakeholder atau pemangku kepentingan terkait dalam hal ini Kementerian BUMN RI dan Kementerian Keuangan RI melalui PT SMI selaku pelaksana investasi, dana yang diperoleh dari penerbitan OWK ini akan dipergunakan untuk mendukung likuiditas, solvabilitas, serta pembiayaan operasional Perusahaan.
Adapun mengacu pada persetujuan penerbitan OWK yang telah diperoleh Perusahaan dengan nilai sebesar maksimum Rp 8,5 triliun dan dengan tenor maksimum 7 tahun.
Oleh karena itu, sesuai dengan penandatanganan perjanjian penerbitan OWK pada akhir Desember 2020 lalu, implementasi pencairan dana OWK yang telah terlaksana pada 4 Februari 2021 adalah sebesar Rp 1 triliun dengan tenor selama 3 tahun.
Advertisement