Liputan6.com, Jakarta - Jajaran emiten bank yang tergabung dalam indeks LQ45 telah merilis laporan keuangan sepanjang 2020. Ada empat bank yang sudah melaporkan perolehan laba bersih perseroan.Â
Empat emiten bank besar tersebut, yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI),  PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Lebih lanjut, simak uraian kinerja masing-masing bank berikut ini:
Advertisement
Baca Juga
BCA Kantongi Laba Bersih Paling Besar
Dari sisi laba bersih, keempat bank besar tersebut turun sepanjang 2020 secara year on year (yoy). Berdasarkan nilainya, BCA unggul karena meraup laba bersih senilai Rp 27,13 triliun, meski turun 5,02 persen yoy.
Selanjutnya ada BRI yang mengantongi laba bersih senilai Rp 18,66 triliun, turun hingga 45,78 yoy. Kemudian Bank Mandiri sebesar Rp 17,11 triliun, turun 37,71 persen yoy, dan BNI Rp 3,28 triliun atau merosot 78,68 persen.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Bengkaknya Pencadangan Sebabkan Laba Merosot
Merujuk pada laporan keuangannya, laba bank-bank tersebut merosot disebabkan kenaikan pencadangan masing-masing bank. Seperti BCA yang melakukan pencadangan senilai Rp 11,6 triliun pada 2020, meningkat hingga 152,28 persen dibandingkan 2019.
BRI juga melakukan pencadangan dengan nilai mencapai Rp 32,85 triliun, naik 44,33 persen secara tahunan. Kenaikan pencadangan juga terjadi di Bank Mandiri dengan nilai mencapai Rp 22,89 triliun, naik 89,66 persen dari tahun sebelumnya.Â
Sedangkan peningkatan paling besar terjadi di BNI dengan pencadangan senilai Rp 22,59 triliun, naik drastis 155,6 persen yoy. Adapun pencadangan ini dilakukan dalam rangka restrukturisasi kredit nasabah terdampak covid-19 pada 2020.
Tercatat, BCA telah restrukturisasi kredit senilai Rp 97,5 triliun. BRI senilai Rp 186,6 triliun, Bank Mandiri Rp 123,4 triliun, dan BNI sebesar Rp 102,38 triliun.
Advertisement
Kinerja Kredit di Tengah Pandemi COVID-19
Di tengah pandemi, bank-bank besar ini masih menyalurkan kredit. Namun, tak semuanya mencatatkan pertumbuhan. Seperti BCA yang kreditnya terkontraksi 2,50 persen yoy, senilai Rp 588,67 triliun.
Selain itu, penyaluran kredit Bank Mandiri juga minus 1,61 persen yoy dengan nilai Rp Rp 892,81 triliun. Sementara BNI dan BRI mencatatkan pertumbuhan masing-masing senilai Rp Rp 586,21 triliun (naik 5,29 persen yoy) dan Rp 938,37 triliun (naik 3,89 persen yoy).
Meski begitu, Rasio kredit (Non-Performing Loan/NPL) dari keseluruhan bank tersebut mengalami kenaikan. NPL BCA pada 2020 ada di level 1,8 persen, naik dari 1,3 persen di 2019.
Begitu pula dengan BRI yang NPL-nya ada di level 2,99 persen, naik dari 2,8 persen. Bank Mandiri naik pada level 3,1 persen dari 2,3 persen. Kemudian NPL BNI ada di level 4,3 persen, naik dari sebelumnya 2,3 persen.
Dana Pihak Ketiga Masih Tumbuh
Dana pihak ketiga (DPK) bank-bank tersebut yang mengalami pertumbuhan signifikan sepanjang 2020. Hal ini mencerminkan kepercayaan masyarakat kepada perbankan untuk mengelola dananya masih cukup tinggi meski ada pandemi COVID-19.
BCA tercatat mampu mengumpulkan DPK senilai Rp 840,75 triliun sepanjang 2020, naik 19,29 persen yoy. DPK BRI mencapai Rp 1.121 triliun, naik 9,78 yoy. Kemudian DPK Bank Mandiri sebesar Rp 1.047 triliun, naik 12,24 persen. Sementara, DPK BNI Rp 679,45 triliun, naik 10,6 persen.
Pertumbuhan DPK tersebut membuat likuiditas di masing-masing perbankan mengalami pelonggaran. Hal tersebut tercermin pada loan to deposit ratio (LDR) bank-bank tersebut yang melonggar. LDR BCA tercatat pada level 65,8 persen, Â melonggar dari level 80,5 persen pada akhir 2019.Â
LDR BRI ada di level 83,7 persen, melonggar dari level 88,5 persen per akhir 2019. LDR Bank Mandiri pada akhir 2020 berada di level 84,3 persen atau melonggar dari posisi per akhir 2019 yang ada di level 96,5 persen.
Sedangkan LDR BNI berada pada level 87,3 persen pada akhir 2020, turun dibandingkan akhir tahun sebelumnya yang ada di level 91,5 persen.Â
Advertisement
Aset
Â
BRI mencatatkan total aset menembus Rp 1.500 triliun per Desember 2020, tumbuh 6,7 persen yoy. Dengan jumlah aset tersebut, BRI masih berada di peringkat teratas perbankan nasional. Adapun, urutan kedua aset terbesar berikutnya yakni Bank Mandiri sebesar Rp 1.429,33 triliun. Nilai ini tumbuh 10,28 persen.
Selanjutnya ada BCA yang mampu menembus seribu triliun rupiah untuk pertama kalinya, yakni mencapai Rp1.075,6 triliun atau naik 17,0 persen yoy. Sementara aset perseroan BNI mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,4 persen yoy atau Rp 891,34 triliun.