Sukses

2021, Mirae Asset Sekuritas Incar Kenaikan Transaksi Saham 17 Persen

Head of Wealth Management Division Mirae Asset Sekuritas, Fajrin Noor Hermansyah mengatakan, target tersebut sejalan dengan target penambahan nasabah baru sebesar 5 persen pada 2021.

Liputan6.com, Jakarta - PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia menargetkan transaksi saham nasabah meningkat sebesar 17 persen pada 2021. Sebelumnya transaksi saham mencapai Rp 410 triliun pada 2020.

Head of Wealth Management Division Mirae Asset Sekuritas,  Fajrin Noor Hermansyah mengatakan, target tersebut sejalan dengan target penambahan nasabah baru sebesar 5 persen pada 2021 dari 42 ribu nasabah pada 2020.

Untuk mencapai target tersebut, Mirae Asset melakukan strategi berupa inovasi untuk mendekatkan diri dengan nasabah. Salah satunya dengan penambahan kantor perwakilan yang dimaksudkan sekaligus untuk meningkatkan kualitas layanan.

Fajrin mengungkapkan, kantor perwakilan merupakan aset perusahaan yang sangat penting dan berkontribusi signifikan bagi Mirae Asset.

“Tahun ini kami targetkan penambahan beberapa kantor perwakilan baru dari yang sudah ada 28 kantor perwakilan,” ujar Fajrin dalam video konferensi, Kamis (11/2/2021).

Pada 2020, Mirae Asset Sekuritas menjadi perusahaan efek terbesar dari sisi nilai transaksi, yaitu senilai Rp 410 triliun, atau meroket 97 persen dibanding 2019. Pada awal tahun ini, nilai transaksi perusahaan sudah mencapai Rp 105 triliun sepanjang Januari.

Gelar Lomba Trading

Selain itu, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sedang menggelar lomba trading saham online terbesar di dalam negeri, yaitu HOTS Championship 3 dengan hadiah Rp 500 juta.

HOS Championship merupakan kompetisi yang rutin digelar secara kuartalan oleh Mirae Asset. Adapun periode terbaru HOS Championship dimulai sejak 8 Agustus 2020, dan masih terbuka untuk pendaftaran oleh nasabah perusahaan. 

Head of Wealth Management Division Mirae Asset Sekuritas, Fajrin Noor Hermansyah mengatakan, tujuan kompetisi ada dua. Pertama, yakni memberi kesempatan investor ritel mempraktekkan keterampilan investasi dan stock investment. Menurutnya, seluruh contoh dan teori perlu dipraktekkan secara riil untuk mengukur kemampuan mencetak gain.

“Kedua, mengedukasi nasabah dengan analisis-analisis dari tim Mirae Asset Sekuritas serta menularkan ilmu nasabah yang tradingnya sukses kepada nasabah lain,” kata dia dalam video konferensi, Kamis, 11 Februari 2021.

Fajrin menambahkan, pengembangan jumlah nasabah dan peningkatan kualitas nasabah dilakukan karena Mirae Asset Sekuritas juga menyadari bahwa inklusi keuangan Indonesia memiliki potensial pertumbuhan signifikan dalam waktu beberapa tahun ke depan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Penutupan IHSG pada Sesi Pertama, 11 Februari 2021

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada penutupan sesi pertama perdagangan saham Kamis, 11 Februari 2021. Akan tetapi, IHSG naik terbatas.

Mengutip RTI, IHSG menguat 8,05 poin atau 0,13 persen ke posisi 6.209,88. Indeks saham LQ45 melemah 0,10 persen ke posisi 952,04. Ada sebanyak 220 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. 210 saham menguat dan 186 saham diam di tempat.

Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 6.232,85 dan terendah 61.94,01. Total frekuensi perdagangan saham 641.715 kali dengan volume perdagangan 7,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,7 triliun. Investor asing jual saham Rp 25,94 miliar di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 13.968.

Secara sektoral,sebagian besar sektor saham tertekan. Sektor saham aneka industri turun 0,63 persen, dan catat penurunan terbesar. Diiikuti sektor saham pertanian melemah 0,52 persen dan sektor saham konstruksi susut 0,41 persen. Sektor tambang naik 1,08 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti sektor saham keuangan menguat 0,33 persen dan sektor saham industri dasar naik 0,13 persen.

Saham-saham yang catat top gainers atau naik tajam antara lain saham ATAP naik 34,65 persen, saham MRAT melonjak 32,56 persen, dan saham MTWI menanjak 32,56 persen.

Saham-saham yang melemah antara lain saham PDES turun 6,99 persen, saham ZBRA susut 6,94 persen, dan saham SKRN merosot 6,94 persen.

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain saham BBRI sebanyak Rp 70,9 miliar, saham TLKM sebanyak Rp 16,5 miliar, dan saham BBCA sebanyak Rp 10,9 miliar.

Sedangkan saham-saham yang dijual investor asing antara lain saham ASII sebanyak Rp 46,9 miliar, saham TBIG sebanyak Rp 46,8 miliar, saham ACES sebanyak Rp 11,2 miliar, saham BTPS sebanyak Rp 9,1 miliar, dan saham ICBP sebanyak Rp 8,9 miliar.

Bursa saham Asia beragam. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,45 persen, indeks saham Thailand turun 0,60 persen dan indeks saham Singapura susut 0,01 persen.