Liputan6.com, Jakarta - PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) menegaskan tengah mempersiapkan beberapa strategi menarik meski di tengah pandemi COVID-19 untuk menarik perhatian masyarakat Tanah Air.
Salah satu yang menarik perhatian ialah jalinan kerja sama yang akan dilakukan pihaknya dengan outlet kopi.
"Ada beberapa strategi yang sedang kita diskusikan dan eksplore. Mungkin kita tahu ada beberapa outlet kopi. Jadi kami lagi menentukan strategi bandling bagaimana menikmati sebuah kopi sambil mendengarkan entertaiment," kata CEO PT Mahaka Radio Intergra Tbk (MARI), Adrian Syarkawie.
Advertisement
Dalam penjelasannya Adrian menuturkan, pembeli kopi di sebuah outlet akan ditawarkan jaringan entertaiment yang bisa dipilih sesuai keinginan mereka.
"Jadi kalau ada yang mau beli bisa diberi pilihan mau mendengarkan musik, radio, atau podcast. itu salah satu contoh strategi marketingnya," ujarnya.
Dengan strategi yang disiapkan, Adrian juga berharap masyarakat bisa mendapatkan informasi yang diinginkan dengan lebih mudah atau sarana hiburan dengan menikmati secangkir kopi.
"Kami juga tengah berupaya melakukan transformasi ke digital, karena memang mau enggak mau kita harus masuk ke digital. Saat ini kami memiliki sekitar 7 radio," tuturnya.Â
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Melihat Bisnis Radio Saat Pandemi COVID-19
Terjadi secara global, pandemi COVID-19 membuat kinerja perusahaan media massa ikut mengalami dampak negatif, tak terkecuali radio.
CEO PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI), Adrian Syarkawie menyebut, selama pandemi beberapa perusahaan yang selama ini telah menjalin kerja sama dalam bentuk iklan, mencoba menahan diri.
"Jadi memang pandemi berdampak hampir ke semua industri termasuk media, termasuk radio, jadi banyak klien yang menahan budget. Ada juga yang tetap spending tapi minta diskon yang begitu besar, sehingga berpengaruh ," ujar dia, Sabtu (13/2/2021).
Meski enggan mengungkapkan secara rinci penurunan yang terjadi, Adrian menegaskan bila MARI merupakan salah satu perusahaan radio yang mengalami penurunan terkecil selama pandemi.
"Kalau secara penurunan, kita masih paling kecil dibanding grup lain, tapi saya enggak bisa share data secara lengkap. Meski demikian, memang impactnya juga cukup signifikan," ujarnya.
Dalam pemaparannya, Adrian juga menjelaskan bila radio berbeda dengan jenis media lain dari sisi bisnis. Hal itu karena biaya  terbesar yang harus dikeluarkan yakni untuk Sumber Daya Manusia (SDM).
"Kalau di kita cost terbesarnya itu di SDM, beda dengan bisnis lain COGS nya mengikuti revenue. Di kita COGS nya kecil, jadi saat revenue turun, COGS bisa dibilang enggak terlalu berpengaruh, tapi pengaruh tetap ada di opex, untuk menekan itu enggak bisa langsung, perlu waktu," tuturnya.
"Kalau di COGS mungkin akan lebih mudah untuk melakukan efisiensi tapi karena kita di opex jadi perlu waktu dan area mana, supaya tidak salah. Ini yang membuat penurunan revenue cepat tapi opexnya tidak bisa cepat," ia menambahkan.
Perseroan mencatat rugi Rp 15,46 miliar hingga September 2020 dari periode sama tahun sebelumnya untung Rp 22,45 miliar. Pendapatan bersih perseroan merosot menjadi Rp 51,19 miliar hingga September 2020 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 108,34 miliar.
Pada penutupan perdagangan saham Kamis, 11 Februari 2021, saham PT Mahaka Radio Integra Tbk naik 3,51 persen ke posisi Rp 118 per saham. Saham MARI sempat di level tertinggi Rp 125 dan terendah Rp 114 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 4.620 kali dengan nilai transaksi Rp 19,7 miliar.
Sepanjang Januari 2021, saham MARI naik 2,2 persen ke posisi Rp 92 per saham. Saham MARI ditransaksikan 34.146 kali dengan nilai Rp 158,6 miliar.
Advertisement