Sukses

Ini Penyebab IHSG Perkasa di Tengah Aksi Jual Investor Asing

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,82 persen ke posisi 6.273,83 pada penutupan sesi pertama perdagangan Senin pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham, Senin (15/2/2021). IHSG menguat terjadi di tengah aksi jual investor asing dan neraca dagang Indonesia yang surplus pada Januari 2021.

Mengutip data RTI, IHSG menguat 0,82 persen ke posisi 6.273,83. Indeks saham LQ45 naik 0,96 persen ke posisi 962,73. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Sebanyak 294 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 174 saham melemah dan 157 saham diam di tempat. Pada sesi pertama perdagangan saham, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.283 dan terendah 6.244.

Total frekuensi perdagangan saham 766.168 kali dengan volume perdagangan saham 8,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,2 triliun. Investor asing jual saham Rp 365,76 miliar di seluruh pasar. Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor tambang turun 0,05 persen.

Sektor saham aneka industri naik 2,67 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Diikuti sektor saham industri dasar menanjak 1,6 persen dan sektor saham infrastruktur menguat 1,43 persen.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Ini Katalis yang Angkat IHSG

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, salah satu katalis positif dari IHSG yaitu neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus per Januari sebesar USD 1,96 miliar. Angka ini melebihi konsensus pasar.

Selain itu, pelaku pasar juga mengapresiasi melandainya kenaikan kasus COVID-19 yang terjadi dan optimistis terhadap pemulihan ekonomi yang mulai terhadi pada 2021.

"Market juga optimis bahwa kinerja fundamental  perusahaan-perusahaan akan terlihat positif mulai tahun ini,” kata Nafan saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, pelaku pasar juga telah mengapresiasi kebijakan the Federal Reserve atau the Fed dalam menerapkan pelonggaran moneter untuk dongkrak kinerja ekonomi.

"Market mengapresiasi program stimulus Biden dan program vaksinasi massal,” kata dia.